Pemkab Demak monitor gerakan berantas jentik nyamuk
Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Demak Jawa Tengah mulai monitoring gerakan berantas jentik nyamuk (Grabb Jentik) sebagai upaya menekan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di semua organisasi perangkat daerah (OPD) dan sekolah.
"Surat Keputusan terkait Grabb Jentik baru saja ditandatangani awal Juni 2024, sehingga semua OPD dan sekolah-sekolah harus sudah melakukan gerakan berantas jentik nyamuk," kata Bupati Demak Eisti'anah saat ditemui usai apel pagi dalam rangka monitoring "Grabb Jentik" dengan melakukan 3M (menguras, mengubur, dan menutup) di halaman Aula Gedung Hijau Satpol PP Demak, Jumat.
Setelah apel hari ini 7 Juni, katanya, OPD yang ikut apel diminta menjadi percontohan dalam gerakan berantas nyamuk.
Ia berharap Grabb Jentik dilakukan serentak, baik di lingkungan Pemkab Demak maupun di sekolah-sekolah.
Menurut dia, lingkungan perkantoran harus dipastikan bebas nyamuk, karena menjadi tempat berkumpulnya masyarakat mendapatkan pelayanan dan mengurus hal-hal lainnya.
"Jangan sampai di lingkungan perkantoran ditemukan jentik nyamuk yang berpotensi terjadi penyebaran penyakit demam berdarah," ujarnya.
Dalam rangka memastikan program grabb jentik berjalan, maka dibentuk tim untuk melakukan monitoring dengan melibatkan 27 Puskesmas untuk turun ke lapangan.
Ia berharap masyarakat juga membudayakan gerakan 3M plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi berkembang biaknya nyamuk, serta memantau lingkungan secara rutin untuk memastikan tidak ada genangan air yang terbengkelai.
Pelaksana harian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Agus Musyafak membenarkan pihaknya memang membentuk tim monitoring yang melibatkan petugas dari 27 Puskesmas di Demak.
"Semua sekolah nantinya akan dimonitor, guna memastikan lingkungan pendidikan bebas dari jentik nyamuk," ujarnya.
Selain itu, katanya, perkantoran pemerintah di masing-masing kecamatan dan rumah-rumah penduduk juga akan dimonitor, guna memutus mata rantai penyebaran nyamuk.
Terkait dengan keinginan masyarakat dilakukan pengasapan (fogging) setiap terjadi kasus, kata dia, hasilnya tidak maksimal, karena telur nyamuk tidak ikut mati. Justru meninggalkan residu dan nyamuk menjadi resisten.
"Gerakan pemberantasan sarang nyamuk -PSN- justru lebih efektif dan lebih ramah lingkungan, ketimbang fogging," ujarnya.
"Surat Keputusan terkait Grabb Jentik baru saja ditandatangani awal Juni 2024, sehingga semua OPD dan sekolah-sekolah harus sudah melakukan gerakan berantas jentik nyamuk," kata Bupati Demak Eisti'anah saat ditemui usai apel pagi dalam rangka monitoring "Grabb Jentik" dengan melakukan 3M (menguras, mengubur, dan menutup) di halaman Aula Gedung Hijau Satpol PP Demak, Jumat.
Setelah apel hari ini 7 Juni, katanya, OPD yang ikut apel diminta menjadi percontohan dalam gerakan berantas nyamuk.
Ia berharap Grabb Jentik dilakukan serentak, baik di lingkungan Pemkab Demak maupun di sekolah-sekolah.
Menurut dia, lingkungan perkantoran harus dipastikan bebas nyamuk, karena menjadi tempat berkumpulnya masyarakat mendapatkan pelayanan dan mengurus hal-hal lainnya.
"Jangan sampai di lingkungan perkantoran ditemukan jentik nyamuk yang berpotensi terjadi penyebaran penyakit demam berdarah," ujarnya.
Dalam rangka memastikan program grabb jentik berjalan, maka dibentuk tim untuk melakukan monitoring dengan melibatkan 27 Puskesmas untuk turun ke lapangan.
Ia berharap masyarakat juga membudayakan gerakan 3M plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi berkembang biaknya nyamuk, serta memantau lingkungan secara rutin untuk memastikan tidak ada genangan air yang terbengkelai.
Pelaksana harian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Agus Musyafak membenarkan pihaknya memang membentuk tim monitoring yang melibatkan petugas dari 27 Puskesmas di Demak.
"Semua sekolah nantinya akan dimonitor, guna memastikan lingkungan pendidikan bebas dari jentik nyamuk," ujarnya.
Selain itu, katanya, perkantoran pemerintah di masing-masing kecamatan dan rumah-rumah penduduk juga akan dimonitor, guna memutus mata rantai penyebaran nyamuk.
Terkait dengan keinginan masyarakat dilakukan pengasapan (fogging) setiap terjadi kasus, kata dia, hasilnya tidak maksimal, karena telur nyamuk tidak ikut mati. Justru meninggalkan residu dan nyamuk menjadi resisten.
"Gerakan pemberantasan sarang nyamuk -PSN- justru lebih efektif dan lebih ramah lingkungan, ketimbang fogging," ujarnya.