Jakarta (ANTARA) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) akan menggunakan iradiasi gamma untuk sterilisasi serum atau plasma konvaselen dan antiserum IgY untuk penanganan COVID-19.
"Batan berada dalam task force (satuan tugas) riset pengembangan obat dan vaksin. Termasuk dalam task force tersebut adalah pengembangan antiserum," kata Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Serum atau plasma konvaselen dan antiserum IgY akan digunakan untuk imunisasi pasif pasien positif COVID-19 guna mempercepat proses penyembuhan pasien.
IgY yang hanya ada pada unggas seperti ayam adalah imunoglobulin Y yang sama fungsinya dengan imunoglobulin G (IgG) pada mamalia.
Konsorsium COVID-19 bentukan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional mengembangkan serum dan antiserum IgY untuk penanganan pasien COVID-19.
Batan merupakan bagian dari konsorsium yang utamanya bertugas melakukan sterilisasi produk seperti anti-serum.
"Sterilisasi sekitar akhir bulan Mei jika semua berjalan lancar karena ada beberapa langkah yang berurutan, misalnya untuk pemberian antigen virus COVID-19 ke ayam perlu teknik tersendiri, apa perlu adanya booster atau pengulangan suntikan, kemunculan IgY di telur ayam, isolasi, dan seterusnya," kata Peneliti Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Batan Mukh Syaifudin.
Batan saat ini berada pada tahap merancang penjajakan optimalisasi dosis sinar gamma yang efektif untuk menonaktifkan virus tanpa mempengaruhi komponen antigen.
Baca juga: Korban tewas akibat corona di Amerika lampaui korban Perang Vietnam
Baca juga: Inggris pastikan ketersediaan vaksin COVID-19 untuk dunia