Semarang (ANTARA) - Masyarakat Provinsi Jawa Tengah diimbau tetap mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19).
"Hingga akhir Maret 2020 sudah ada 2.115 kasus DBD di Jateng, 40 orang di antaranya meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Senin.
Ia mengungkapkan ada sembilan wilayah di Jateng dengan jumlah kasus DBD tinggi yakni Kabupaten Cilacap dengan 216 penderita DBD dan korban meninggal tiga orang, Kota Semarang ada 154 penderita DBD, dua di antaranya meninggal dunia.
Di Kabupaten Jepara tercatat 136 penderita DBD, dengan satu orang meninggal dunia, Kabupaten Banyumas dengan 132 kasus DBD, tiga orang meninggal dunia, Kabupaten Klaten dengan 131 penderita DBD, meninggal tiga orang.
Kemudian, Kabupaten Kebumen dengan 124 kasus DBD, empat orang meninggal dunia, Kabupaten Purbalingga dengan 99 penderita DBD, dua orang meninggal, Kabupaten Brebes ada 87 kasus DBD, dua orang meninggal, dab Kabupaten Banjarnegara dengan 62 kasus DBD, tiga orang meninggal dunia.
Baca juga: Dua penderita DBD di Banyumas meninggal
"Semua wilayah di Jateng ada kasus DBD, maka saya ingatkan di semua lingkungan, kantor, desa, kota, rumah, sekolah, dan seluruhnya ditunjuk pemantau jentik nyamuk. Ini untuk meniadakan bibit nyamuk," ujarnya.
Yulianto menyebut hingga saat ini wilayah Jateng masih mengalami hujan dan memasuki musim pancaroba sehingga pihaknya meminta warga waspada dengan memantau tampungan air dan menjaga kebersihan lingkungan.
"Galakkan gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan menguras, membersihkan, menutup tempat tampungan air, dan menaburkan bubuk larvasida jika perlu," katanya.
Baca juga: Kemenkes ingatkan warga tak terlambat ke RS bila alami gejala DBD