Semarang (ANTARA) - Sekitar 3.000 pelari dari berbagai daerah, termasuk dari luar negeri meramaikan gelaran lari bertajuk "Semarang 10K" yang mengambil lokasi start dan finis di halaman Balai Kota Semarang, Minggu.
Begitu "flag off" dimulai, barisan pelari bergerak meninggalkan Balai Kota menuju ruas-ruas utama kota, termasuk melintasi kawasan Kota Lama yang dipenuhi bangunan bersejarah.
Rute "Semarang 10K" yang terkenal datar langsung memacu kecepatan di kilometer awal, dan memberi peluang bagi peserta untuk mengejar "personal best' mereka.
Ada pembaruan di "Semarang 10K" tahun ini, yaitu penerapan cut-off point di kilometer ke-8,2. Pada titik yang berada di kawasan Simpang Jembatan Mberok, peserta harus melintas sebelum batas waktu 70 menit untuk dapat melanjutkan lomba.
Ketentuan pada even yang digelar Kompas bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang itu kian menambah elemen strategi dalam menentukan ritme berlari, sekaligus memastikan keamanan dan kelancaran arus peserta di sepanjang rute.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan bahwa ajang balap lari tersebut semakin diminati masyarakat, bahkan banyak warga yang mengeluhkan tidak kebagian kuota peserta.
Karena itu, ia meminta penyelenggara mempertimbangkan penambahan kuota pada pelaksanaan tahun depan.
Selain berdampak pada olahraga, kata dia, even tersebut juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi menjelang akhir tahun.
"Kalau nggak lari, bisa 'trail run' atau even olahraga lain. Pemkot Semarang terbuka mendukung semua kegiatan yang menggerakkan perekonomian," katanya.
Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Adi Prinantiyo mengungkapkan dari total 3.000 peserta terdaftar, ada sebanyak 2.760 pelari benar-benar turun di garis start.
Dari total sebanyak itu, jumlah peserta yang tidak mampu menyelesaikan lomba pun terbilang sangat kecil, hanya sekitar 0,5 persen.
Ia mengatakan pihaknya juga tengah mempertimbangkan usulan penambahan kuota tahun depan dengan tetap memperhatikan aspek infrastruktur dan daya tampung kawasan.
Pada tahun ini, jumlah kuota peserta "Semarang 10K" sebenarnya telah meningkat 500 orang dibandingkan pelaksanaan pada 2024.
Pada podium, pelari asal Kenya Frankline Sitote tampil sebagai juara kategori overall male (pria) dengan catatan waktu 30 menit 31 detik, diikuti Charles Munyua Njoki (30 menit 34 detik), dan James Kahura (30 menit 59 detik).
Untuk kategori overall female (wanita), podium pertama direbut oleh Lucy Nthenya Ndambuki (DI Yogyakarta) dengan torehan waktu 33 mrnit 45 detik, diikuti Nefrina Ariance (Kutai Timur/37 menit 5 detik) dan Agustina Mardika (Garut/37 menit 30 detik).
Selain itu, "Semarang 10K" juga melakukan pengenalan lomba lari kepada anak-anak usia 5-7 tahun dalam ajang Kid Dash 2025.
Baca juga: Tol Semarang-Solo pastikan siap layani pengguna jalan di libur Natal dan Tahun Baru

