Semarang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jawa Tengah, mencatat penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga semester pertama 2024 sudah menyentuh 231 kasus, dengan tiga penderita di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter M Abdul Hakam menyebutkan temuan kasus DBD terbanyak ada di KecamatanTembalang, Pedurungan, Banyumanik, Semarang Barat, Genuk, dan Ngaliyan.
"Prinsipnya adalah daerah-daerah yang tingkat penduduknya tinggi, ABJ atau angka bebas jentik nyamuk yang turun dari angka normal, 90 persen," katanya.
Untuk tiga kasus kematian akibat DBD, kata dia, berasal dari Kelurahan Sendangmulyo, Sambiroto dan Tlogosari Kulon.
Menurut dia, kasus DBD mengalami penurunan signifikan setiap tahunnya, yakni pada tahun 2022 mencapai 865 kasus dengan angka kematian sebanyak 33 orang.
Pada 2023, angka kasus DBD turun signifikan menjadi 404 kasus, dan kematian akibat DBD juga mengalami penurunan menjadi 16 orang.
Untuk tahun 2024, kata dia, hingga semester pertama mencapai 231 kasus dengan angka kematian tiga orang.
Ia menjelaskan bahwa Dinkes Kota Semarang telah membuat prediksi kasus DBD tingkat kota, termasuk peta kerentanan dan potensial dampak.
"Semarang sudah punya peta potensial. Daerah dengan potensi akan dilakukan intervensi jika kasus benar-benar tinggi," sebutnya.
Dari peta kerentanan dan potensial DBD itu, kata Hakam, Dinas Kesehatan kemudian melakukan antisipasi, khususnya di daerah padat penduduk berpotensi rentan kasus.
"Daerah padat seperti Tembalang, Banyumanik, Semarang Utara, itu wilayah dengan wilayah rentan kasus," katanya.
Langkah pencegahan dan penanganan penyakit DBD, kata dia, telah dilakukan Dinkes Kota Semarang agar tidak semakin meningkat.
"Sekarang kami sudah tahu peta daerah-daerah rentan DBD, itu yang kami perintahkan kepada jajaran di kelurahan dan puskesmas untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) atau PJN (Pemberantasan Jentik Nyamuk). Itu yang efektif sekali," katanya.
Langkah PSN dan PJN jika dilakukan dua kali seminggu, lanjut dia, maka pertumbuhan dan jumlah nyamuk pasti tidak akan banyak.
Ada pula upaya 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD pada manusia.
Bahkan, kata dia, Dinkes juga menggandeng Dinas Pendidikan untuk memberdayakan anak-anak sekolah melalui program Si Centik (Siswa Cari Jentik).
"Kader-kader PKK turun secara intens melakukan PJN dan PSN. Adik-adik di sekolah melakukan program Si Centik juga jalan dengan baik. Peta kerawanan ini mulai kami gerakkan dari tingkat RT hingga RW juga," katanya.
Berita Terkait
Dinkes Kudus ajak masyarakat galakkan PSN untuk cegah DBD
Jumat, 15 November 2024 16:27 Wib
Program nyamuk wolbachia Kota Semarang dievaluasi awal 2025
Kamis, 14 November 2024 20:45 Wib
Dinkes Blora ajak warga jaga kebersihan lingkungan untuk cegah DBD
Rabu, 13 November 2024 14:02 Wib
Pemkot Surakarta masifkan gerakan PSN menyusul kenaikan kasus DBD
Senin, 11 November 2024 8:49 Wib
RSUD Blora tangani 757 pasien DBD selama Januari-Oktober 2024
Sabtu, 9 November 2024 19:27 Wib
Kasus DBD di Boyolali naik dua kali lipat
Selasa, 29 Oktober 2024 13:55 Wib
Pemkot Pekalongan giatkan gerakan jaga kebersihan cegah DBD
Jumat, 19 Juli 2024 8:30 Wib
Dinkes: Pengasapan cegah DBD di Temanggung meningkat dari tahun lalu
Senin, 1 Juli 2024 15:46 Wib