RSUD Boyolali tingkatkan pelayanan dengan aplikasi Baper
Boyolali (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah,meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan aplikasi "Booking Antrean Periksa" atau Baper untuk pelayanan rawat jalan yang semakin nyaman, akuntabel dan transparan.
"Pasien rawat jalan kini sudah bisa mendaftarkan untuk memeriksakan kesehatannya hanya dengan mengoperasikan gawai," kata Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali Siti Nur Rokhmah Hidayati di Boyolali, Selasa.
Siti Nur Rokhmah Hidayati mengatakan aplikasi Baper mudah diakses karena dapat diunduh melalui "playstore" pada masing-masing ponsel pintar pasien.
"Kami berharap dengan mengembangkan aplikasi Baper ini, rumah sakit ke depan menjadi kepercayaan masyarakat. Dengan layanan berbasis teknologi informasi semakin memudahkan masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit. Semua pelayanan bisa terdeteksi dengan sistem aplikasi ini," katanya.
Baca juga: Bangunan miring, RSUD Kudus direkomendasikan gandeng pihak ketiga uji kelayakan bangunan
Baca juga: Setelah 6 tahun dipasung, Pujiati dirawat di RSUD Banyumas
Fitur aplikasi Baper membantu pasien mendafatrkan diri dan periksa dari mana saja. Pasien juga dapat melihat langsung jadwal dokter hingga memantau antrean pembuatan resep obat.
Kemudahan lain, kata dia, untuk pelayanan yang sementara melayani rawat jalan ini dengan mengintegrasikan dengan Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) dan Administrasi Kependudukan (Adminduk).
Kepala Bagian umum RSUD Pandan Arang Boyolali Nanang Sugiarto menambahkan peralihan dengan menggunakan teknologi tersebut menjadikan poliklinik yang semula ramai dalam proses antrean, kini menjadi terkendali, sehingga membuat pasien lebih nyaman dengan adanya Baper.
Selain itu, aplikasi tersebut juga sekaligus mengubah pola komunikasi petugas dengan pasien yang semula terlayani lewat aplikasi WhatsApp (WA). Pasien dapat mengetahui antrean tidak berjubel di poliklinik.
"Petugas semula dengan WA karena harus jawab, dan terbatas waktu. Sementara ada yang offline harus dilayani registrasinya, jadi petugas kerepotan karena harus menginput data yang belum terkoneksi BPJS dan NIK. Rawan komplain saat menunggu antrean pembuatan resep obat," kata Nanang.
Menyinggung soal pasien yang tidak memiliki gawai atau tidak memahami aplikasi ini, kata dia, tetap dapat dilayani secara manual. Pasien kategori ini, tetap mendapat kemudahan, apalagi telah memiliki nomor rekam medik. Bagi pasien baru juga mudah terlayani karena rumah sakit telah memiliki perangkat komputer dan alat pindai yang mumpuni.
"Cukup pindai barcode atau masukkan nomor rekam medik, data sudah ada. Termasuk pula dapat melihat dan menggunakan data rekam medik untuk memeriksa di pelayanan kesehatan di tempat lain," katanya.
Aplikasi Baper juga membuat sistem penilaian terhadap rumah sakit berjalan lebih fair, karena setiap penggunanya dapat memberi rating berdasarkan pengalamannya. Manajemen rumah sakit berharap aplikasi ini, dapat dikembangkan untuk layanan isntalasi gawat darurat dan rawat inap serta layanan secara menyeluruh.
"Pasien rawat jalan kini sudah bisa mendaftarkan untuk memeriksakan kesehatannya hanya dengan mengoperasikan gawai," kata Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali Siti Nur Rokhmah Hidayati di Boyolali, Selasa.
Siti Nur Rokhmah Hidayati mengatakan aplikasi Baper mudah diakses karena dapat diunduh melalui "playstore" pada masing-masing ponsel pintar pasien.
"Kami berharap dengan mengembangkan aplikasi Baper ini, rumah sakit ke depan menjadi kepercayaan masyarakat. Dengan layanan berbasis teknologi informasi semakin memudahkan masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit. Semua pelayanan bisa terdeteksi dengan sistem aplikasi ini," katanya.
Baca juga: Bangunan miring, RSUD Kudus direkomendasikan gandeng pihak ketiga uji kelayakan bangunan
Baca juga: Setelah 6 tahun dipasung, Pujiati dirawat di RSUD Banyumas
Fitur aplikasi Baper membantu pasien mendafatrkan diri dan periksa dari mana saja. Pasien juga dapat melihat langsung jadwal dokter hingga memantau antrean pembuatan resep obat.
Kemudahan lain, kata dia, untuk pelayanan yang sementara melayani rawat jalan ini dengan mengintegrasikan dengan Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) dan Administrasi Kependudukan (Adminduk).
Kepala Bagian umum RSUD Pandan Arang Boyolali Nanang Sugiarto menambahkan peralihan dengan menggunakan teknologi tersebut menjadikan poliklinik yang semula ramai dalam proses antrean, kini menjadi terkendali, sehingga membuat pasien lebih nyaman dengan adanya Baper.
Selain itu, aplikasi tersebut juga sekaligus mengubah pola komunikasi petugas dengan pasien yang semula terlayani lewat aplikasi WhatsApp (WA). Pasien dapat mengetahui antrean tidak berjubel di poliklinik.
"Petugas semula dengan WA karena harus jawab, dan terbatas waktu. Sementara ada yang offline harus dilayani registrasinya, jadi petugas kerepotan karena harus menginput data yang belum terkoneksi BPJS dan NIK. Rawan komplain saat menunggu antrean pembuatan resep obat," kata Nanang.
Menyinggung soal pasien yang tidak memiliki gawai atau tidak memahami aplikasi ini, kata dia, tetap dapat dilayani secara manual. Pasien kategori ini, tetap mendapat kemudahan, apalagi telah memiliki nomor rekam medik. Bagi pasien baru juga mudah terlayani karena rumah sakit telah memiliki perangkat komputer dan alat pindai yang mumpuni.
"Cukup pindai barcode atau masukkan nomor rekam medik, data sudah ada. Termasuk pula dapat melihat dan menggunakan data rekam medik untuk memeriksa di pelayanan kesehatan di tempat lain," katanya.
Aplikasi Baper juga membuat sistem penilaian terhadap rumah sakit berjalan lebih fair, karena setiap penggunanya dapat memberi rating berdasarkan pengalamannya. Manajemen rumah sakit berharap aplikasi ini, dapat dikembangkan untuk layanan isntalasi gawat darurat dan rawat inap serta layanan secara menyeluruh.