Studi yang dipublikasikan dalam Journal of General Internal Medicine itu mengukur dampak nyeri punggung yang terus menerus muncul terhadap risiko kematian.
Peneliti, seperti dikutip dari Indian Express, Kamis, menemukan, kecacatan akibat sakit punggung membantu menjelaskan hubungan tersebut.
Untuk sampai pada temuan itu, sebanyak 8000 orang wanita berusia tua terlibat selama rata-rata 14 tahun. Faktor sosial-demografis dan kesehatan mereka dipertimbangkan untuk observasi.
Hasil studi menyimpulkan nyeri punggung persisten berisiko 24 persen lebih tinggi memunculkan risiko kematian dibandingkan dengan wanita tanpa nyeri punggung.
Studi ini juga menyatakan bahwa wanita melaporkan nyeri punggung lebih sering ketimbang pria. Hasil temuan juga mengarah pada kesimpulan bahwa sakit punggung adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.
"Studi ini memungkinkan untuk analisis prospektif nyeri punggung yang bertahan dari waktu ke waktu dan tingkat kecacatan, yang dapat membantu menjelaskan hubungan antara nyeri punggung dan kematian,” kata Eric Roseen, DC, MSc, seorang peneliti dari Boston Medical Center.
"Temuan kami menimbulkan pertanyaan apakah penatalaksanaan nyeri punggung yang lebih baik dapat mencegah kecacatan, meningkatkan kualitas hidup, dan pada akhirnya angka harapan hidup," sambung dia.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa