Demak, Jateng (ANTARA) - Bupati Demak Eisti'anah tetap berharap pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall yang diusulkan kepada pemerintah pusat bisa direalisasikan untuk mengatasi banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
"Pemkab Demak terus mendorong upaya penanggulangan rob yang selama ini menjadi masalah kronis, khususnya di wilayah Kecamatan Sayung. Selain usulan awal, saat ini memang ada salah satu solusi yang digodok pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall dengan konsep Giant Sea Wall Hybrid," ujarnya di Demak, Jumat.
Berdasarkan laporan dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, kata dia, pemerintah kabupaten bersama Pemprov Jateng dan pemerintah pusat, khususnya Kementerian PUPR, masih intens berkoordinasi dan berkonsultasi dengan akademisi dari Universitas Diponegoro (Undip) untuk mengkaji kembali konsep tanggul laut tersebut.
"Anggaran awal yang kita ajukan ke Bappenas mencapai Rp1,7 triliun. Namun hingga kini belum turun karena masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat, terutama Kementerian Keuangan," ujarnya.
Namun, seiring proses tersebut, muncul opsi alternatif berupa Giant Sea Wall Hybrid yang dinilai lebih efisien dan terjangkau, dengan estimasi anggaran sekitar Rp250 miliar hingga Rp300 miliar. Opsi ini tidak hanya dianggap lebih cepat direalisasikan, tetapi juga mampu mencakup wilayah dari Sayung hingga Kedungsepur.
"Konsep hybrid ini lebih sederhana, lebih murah, tetapi tetap bisa mengatasi rob. Pembangunan tetap mempertimbangkan aspek lingkungan, termasuk penanaman mangrove di beberapa lokasi yang ditentukan bersama Undip dan Pemprov Jateng," ujarnya.
Ia mengungkapkan ketika usulan awal Pemkab Demak direalisasikan, tentunya bisa menghidupkan kembali jalan kabupaten yang saat ini juga terdampak rob.
Adapun usulan anggaran senilai Rp1,7 triliun ke Bappenas, kata dia, bukan hanya mencakup tanggul, tetapi juga mencakup normalisasi saluran air, pembangunan pintu air, hingga infrastruktur pendukung lainnya.
"Pemkab Demak juga menegaskan bahwa meskipun anggaran besar tersebut belum terealisasi, kami tidak pesimis. Koordinasi lintas pemerintah terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik, baik melalui jalur pusat maupun provinsi," ujarnya.
Ia mengakui belajar dari kasus di Pekalongan. Jalan-jalan beton yang dibangun malah mengalami penurunan karena pengaruh lingkungan. Maka penting untuk memastikan konsep yang digunakan benar-benar matang dan berkelanjutan.
Di tengah tantangan pembiayaan dan teknis, Pemkab Demak menegaskan komitmennya agar persoalan rob tidak hanya dipindahkan dari satu titik ke titik lain, tetapi benar-benar dikendalikan secara komprehensif dan ramah lingkungan.
Baca juga: Wagub Jateng cek pengerukan Sungai Pelayaran penyebab banjir di Demak

