Semarang, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersinergi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jateng, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan berbagai pihak terkait lainnya dalam memulihkan sawah terdampak banjir di Tegowanu, Kabupaten Grobogan, dan Karangtengah, Kabupaten Demak, Jateng.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di Demak, Kamis, menyebutkan sawah di Demak yang terdampak banjir seluas 787 hektare dan di Grobogan seluas 252 ha.
Menurut dia, Jateng merupakan salah satu lumbung padi nasional, dengan Demak dan Grobogan termasuk dalam lima besar daerah sentra padi terbesar di provinsi tersebut.
Ia menyebutkan total produksi padi Jateng pada 2024 sebesar 8.891.297 ton gabah kering giling (GKG) dan memberikan kontribusi nasional terbesar kedua sebesar 16,73 persen setelah Jawa Timur.
Kabupaten Demak dan Grobogan merupakan daerah lima besar lumbung padi Jateng, yaitu masing-masing mempunyai pangsa sebesar 7,98 persen dan 10,12 persen dari produksi padi di wilayah tersebut.
Namun, kata dia, kedua kabupaten tersebut pada semester I 2025 memiliki tantangan dan permasalahan yang diakibatkan banjir sebagai dampak curah hujan tinggi dan sedimentasi di saluran irigasi.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia menegaskan perlunya sinergi seluruh pihak yang kuat agar ketahanan pangan tetap terjaga.
Sebagai salah satu wujud komitmen dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan dan meningkatkan ketahanan pangan di lumbung pangan Jateng, BI memberikan dukungan sarana dan prasarana pertanian, pelatihan teknis normalisasi lahan sawah, dan revitalisasi saluran irigasi.
Untuk mempercepat pemulihan di Grobogan, Kementerian Pertanian telah mendistribusikan 13.625 kilogram benih padi bagi 545 ha lahan, sedangkan KPwBI Jateng menambah dukungan fasilitasi sarana prasarana ketahanan pangan berupa pompa air, rice transplanter, dan rumah burung hantu (Rubuha).
Sinergi bersama juga dilakukan oleh Pemprov Jateng, Pemkab Grobogan, dan BBWS dalam rangka normalisasi saluran irigasi dan penguatan tanggul terus digenjot agar petani bisa menanam lebih cepat dan memulihkan produktivitas secara bertahap.
Aksi nyata penanganan banjir serupa juga berlangsung di Demak, yakni sebanyak 28.450 kilogram benih dialokasikan Kementan untuk 1.138 ha sawah.
Sedangkan, KPwBI Jateng memberikan dukungan yang diarahkan pada pemulihan produksi padi di Desa Wonokerto, peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan teknis pascabanjir, serta penambahan Rubuha agar aktivitas budidaya kembali produktif dan risiko hama makin berkurang.
Seiring dengan itu, BBWS Pemali-Juana juga menurunkan alat berat guna mempercepat pengerukan sedimen, didukung dengan gotong royong padat karya masyarakat sekitar dilakukan untuk penataan ulang infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani sehingga saluran irigasi dapat dipulihkan kembali.
"Dengan semangat gotong-royong dan sinergi seluruh pemangku kepentingan akan menjaga pasokan beras di Kabupaten Grobogan dan Demak, menjaga kestabilan harga pangan pokok, dan mensejahterakan petani serta menggerakkan roda perekonomian daerah," katanya.
Baca juga: Sumanto soroti terbatasnya luas sawah petani

