Purwokerto (ANTARA) - Tekad dan kerja keras mengantarkan Novita Dwi Lokasari, perempuan muda asal Kendal, Jawa Tengah (Jateng), meraih gelar dokter gigi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng.
Lulusan Program Profesi Dokter Gigi ini mengikuti Prosesi Sumpah Dokter Gigi Ke-41 yang digelar di Aula Dekanat Fakultas Kedokteran Unsoed, Selasa (20/5), dan dinyatakan lulus dengan pujian, berbekal Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,79.
Berangkat dari latar belakang keluarga sederhana, Novita membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih cita-cita. Ayahnya bekerja sebagai tukang parkir di Batang, sementara Novita kecil tumbuh dengan pengalaman sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.
“Waktu kecil saya dan keluarga sering sakit, tapi fasilitas kesehatan terbatas. Dari situ saya bertekad jadi dokter agar bisa bantu keluarga dan orang lain,” ungkap Novita.
Sejak bangku sekolah dasar, Novita telah menunjukkan prestasi akademik gemilang. Saat duduk di kelas 8 SMP Negeri 2 Gringsing, dia meraih medali perunggu dalam Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi.
Baca juga: Akademikus : KopDes Merah Putih komitmen pemerintah perkuat ekonomi desa
Capaian itu membawanya meraih beasiswa ke SMA Semesta Bilingual Boarding School, sekaligus mempertemukannya dengan program beasiswa Bidik Misi yang membiayai kuliahnya di Unsoed.
Namun perjalanan Novita tidak mudah. Meskipun mendapat beasiswa, biaya praktikum di jurusan kedokteran gigi tetap menjadi tantangan berat. Untuk membantu keuangan, ia berjualan gorengan kepada teman-temannya di kampus.
“Saya mulai jualan gorengan karena banyak teman kuliah yang belum sempat sarapan. Dari sana saya bisa bantu biaya kuliah dan transportasi,” kata Novita.
Meski menjalani kuliah sambil bekerja, Novita tetap menjaga kedisiplinan belajar. Ia sering mengorbankan waktu malam demi mengejar pelajaran setelah seharian beraktivitas.
Kini setelah resmi menyandang gelar dokter gigi, Novita berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis dan membuka klinik di kampung halamannya sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat.
“Mimpi itu hak semua orang. Jangan takut bermimpi besar, asal kita mau berusaha dan minta restu orang tua, tidak ada yang tidak mungkin,” ujarnya memberi semangat.
Kisah Novita menjadi inspirasi bahwa mimpi besar bisa terwujud dengan ketekunan, kerja keras, dan restu orang tua.
Baca juga: Rektor Unsoed sebut pengembangan UMKM butuh inovasi dan teknologi
Baca juga: Pakar: Perlu kajian terkait usulan pembentukan Provinsi Jawa Selatan