Saat mantan Direktur Pertamina siap 'nyalon' bupati pada Pilkada Purbalingga
Purbalingga (ANTARA) - Mantan Direktur Sumber Daya Manusia dan Penunjang Bisnis PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) R Ruli Adi siap maju sebagai bakal calon bupati pada Pilkada Purbalingga 2024.
Ditemui di Purbalingga, Jawa Tengah, Senin, Ruli Adi mengaku jika pada awalnya tidak ada keinginan untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Purbalingga.
"Itu karena saya sadar, menjadi bupati itu adalah bagi saya sebuah pengorbanan dan pengabdian. Saya sekarang bukan pengangguran, saya juga masih bekerja di level nasional, saya masih punya gaji yang lebih dari cukup menurut saya," katanya.
Akan tetapi setelah kembali ke kampung halamannya di Purbalingga, dia mengaku miris karena kehidupan masyarakat kabupaten tersebut cukup sengsara.
Bahkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, angka kemiskinan di Purbalingga menempati peringkat keempat se-Jawa Tengah, yakni sebesar 15,30 persen atau sekitar 145.330 jiwa dari total penduduk 1.040.109 jiwa, mencari pekerjaan juga sangat sulit di Purbalingga.
"Sebagai buyut dari Dipokusumo V, Kanjeng Candiwulan yang merupakan bupati ketujuh Purbalingga, saya merasa sedih. Untuk apa saya sukses sendirian, sedangkan kemiskinan di Purbalingga masih tinggi," katanya.
Hingga akhirnya, pria yang juga pernah menjabat Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu merasa berkewajiban moral untuk membangun Purbalingga.
Menurut dia, cara membangun Purbalingga paling efektif, yakni dengan menjadi pemimpin di kabupaten itu jika masyarakat menghendaki.
"Akan tetapi kalau masyarakat tidak menghendaki, ya enggak apa-apa karena saya masih punya pekerjaan di Jakarta," katanya.
Oleh karena keinginanya untuk mengabdi selama masyarakat menghendaki dan partai politik bersedia mengusungnya menjadi calon bupati, dia mengaku akan mengibahkan jiwa serta raganya untuk Purbalingga.
Bahkan, dia tidak sekadar ingin Purbalingga menjadi maju, tetapi harus bisa membuat sebuah loncatan demi kejayaan Bumi Soedirman itu (julukan Purbalingga yang merupakan tempat kelahiran Panglima Besar Jenderal Soedirman).
"Dan ini yang paling penting, gaji saya jika terpilih sebagai bupati tidak akan saya ambil dan akan saya sedekahkan ke pondok-pondok pesantren. Terus saya ingin satu periode saja, jangan dua periode, capek, itu kalau masyarakat menghendaki dan partai politik mendukung saya," katanya.
Kendati demikian, Ruli mengaku melihat sambutan yang luar biasa masyarakat termasuk perangkat desa dan pengurus RT/RW yang menghendaki dia maju sebagai bakal calon bupati.
Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan hasil silaturahmi yang dijalani selama ini ke desa-desa dengan cara bermalam di rumah-rumah warga.
"Partai-partai politik di Purbaligga alhamdulillah sudah silaturahmi ke rumh saya semua. Ya tinggal menunggu qadarullah, tapi saya minta jangan lama-lama, cukup satu periode, nanti setelah itu saya kembali ke Jakarta lagi, bekerja di sana," tegasnya.
Ia mengakui jika sejumlah partai politik secara informal telah menyampaikan keinginan untuk meminangnya sebagai bakal calon bupati yang akan diusung dalam Pilkada Purbalingga 2024.
Akan tetapi, Ruli belum bersedia menyebutkan partai politik mana saja yang ingin meminangnya.
"Di DPRD Kabupaten Purbalingga ada 50 kursi, jadi kalau mau mengusung calon bupati sesuai undang-undang cukup 10 kursi, enggak usah banyak-banyak. Jadi harapan saya, calon yang akan muncul bisa banyak, sehingga masyarakat bisa banyak pilihan," kata Ruli.
Ditemui di Purbalingga, Jawa Tengah, Senin, Ruli Adi mengaku jika pada awalnya tidak ada keinginan untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Purbalingga.
"Itu karena saya sadar, menjadi bupati itu adalah bagi saya sebuah pengorbanan dan pengabdian. Saya sekarang bukan pengangguran, saya juga masih bekerja di level nasional, saya masih punya gaji yang lebih dari cukup menurut saya," katanya.
Akan tetapi setelah kembali ke kampung halamannya di Purbalingga, dia mengaku miris karena kehidupan masyarakat kabupaten tersebut cukup sengsara.
Bahkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, angka kemiskinan di Purbalingga menempati peringkat keempat se-Jawa Tengah, yakni sebesar 15,30 persen atau sekitar 145.330 jiwa dari total penduduk 1.040.109 jiwa, mencari pekerjaan juga sangat sulit di Purbalingga.
"Sebagai buyut dari Dipokusumo V, Kanjeng Candiwulan yang merupakan bupati ketujuh Purbalingga, saya merasa sedih. Untuk apa saya sukses sendirian, sedangkan kemiskinan di Purbalingga masih tinggi," katanya.
Hingga akhirnya, pria yang juga pernah menjabat Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu merasa berkewajiban moral untuk membangun Purbalingga.
Menurut dia, cara membangun Purbalingga paling efektif, yakni dengan menjadi pemimpin di kabupaten itu jika masyarakat menghendaki.
"Akan tetapi kalau masyarakat tidak menghendaki, ya enggak apa-apa karena saya masih punya pekerjaan di Jakarta," katanya.
Oleh karena keinginanya untuk mengabdi selama masyarakat menghendaki dan partai politik bersedia mengusungnya menjadi calon bupati, dia mengaku akan mengibahkan jiwa serta raganya untuk Purbalingga.
Bahkan, dia tidak sekadar ingin Purbalingga menjadi maju, tetapi harus bisa membuat sebuah loncatan demi kejayaan Bumi Soedirman itu (julukan Purbalingga yang merupakan tempat kelahiran Panglima Besar Jenderal Soedirman).
"Dan ini yang paling penting, gaji saya jika terpilih sebagai bupati tidak akan saya ambil dan akan saya sedekahkan ke pondok-pondok pesantren. Terus saya ingin satu periode saja, jangan dua periode, capek, itu kalau masyarakat menghendaki dan partai politik mendukung saya," katanya.
Kendati demikian, Ruli mengaku melihat sambutan yang luar biasa masyarakat termasuk perangkat desa dan pengurus RT/RW yang menghendaki dia maju sebagai bakal calon bupati.
Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan hasil silaturahmi yang dijalani selama ini ke desa-desa dengan cara bermalam di rumah-rumah warga.
"Partai-partai politik di Purbaligga alhamdulillah sudah silaturahmi ke rumh saya semua. Ya tinggal menunggu qadarullah, tapi saya minta jangan lama-lama, cukup satu periode, nanti setelah itu saya kembali ke Jakarta lagi, bekerja di sana," tegasnya.
Ia mengakui jika sejumlah partai politik secara informal telah menyampaikan keinginan untuk meminangnya sebagai bakal calon bupati yang akan diusung dalam Pilkada Purbalingga 2024.
Akan tetapi, Ruli belum bersedia menyebutkan partai politik mana saja yang ingin meminangnya.
"Di DPRD Kabupaten Purbalingga ada 50 kursi, jadi kalau mau mengusung calon bupati sesuai undang-undang cukup 10 kursi, enggak usah banyak-banyak. Jadi harapan saya, calon yang akan muncul bisa banyak, sehingga masyarakat bisa banyak pilihan," kata Ruli.