Pemkot Semarang siapkan anggaran transportasi babinsa-bhabinkamtibmas
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menyiapkan anggaran transportasi untuk Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) untuk memaksimalkan fungsi pengamanan di lingkungan masyarakat.
"Untuk Babinsa, Bhabinkamtibmas, kami melihat di dalam kegiatan perlu apresiasi dengan adanya uang transpor, seperti di LPMK, RT, dan RW," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Senin.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita, di sela kegiatan Diseminasi Aplikasi Polisi Hebat Semarang-Kentongan Digital (Libas-Kenita) di Kelurahan Gajahmungkur, Semarang.
Menurut dia, Pemkot Semarang sudah membuat regulasi terkait penganggaran tersebut dan skemanya akan diterapkan seperti penganggaran lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK).
"Perwal (peraturan wali kota) juga sudah jadi, tinggal nanti implementasi pada 2024," kata perempuan pertama yang jadi Wali Kota Semarang itu.
Dengan dukungan Pemkot Semarang, Ita berharap Babinsa dan Bhabinkamtibmas bisa lebih maksimal dan prima dalam melayani masyarakat, terutama menyosialisasikan program kepolisian, seperti aplikasi Libas-Kenita.
Apalagi, kata dia, saat ini sudah memasuki tahun politik dan Kota Semarang juga disebut sebagai daerah yang rawan terjadi konflik saat pelaksanaan Pemilu 2024.
"Kami semua bersama untuk menciptakan Pemilu damai, Pemilu adem. Karena pasti ada perbedaan, sebab kita tidak bisa memungkiri ada beberapa pilihan. Semua pasti ada perbedaan, tapi perbedaan bukan penghalang," katanya.
Pada kesempatan itu, Ita juga menyoroti kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, dan dia berharap masyarakat bisa lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya dan bisa memanfaatkan aplikasi Libas-Kenita.
"Makanya diharapkan di setiap keluarga ada yang menggunakan aplikasi itu, karena miris ada anak meninggal dunia karena kekerasan seksual. Ini ada beberapa contoh, masyarakat tidak berani (melaporkan)," katanya.
Melalui aplikasi Libas-Kenita, Ita berharap peluang terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa ditekan semaksimal mungkin dengan pelaporan yang cepat dan mudah.
"Dengan pakai aplikasi Libas-Kenita ini bisa langsung ditekan, laporannya bisa langsung masuk ke kepolisian," katanya.
Selain bekerja sama dengan kepolisian, Ita juga mendorong seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk terus menyosialisasikan pencegahan kejahatan seksual, terutama di dunia pendidikan dengan banyak peserta didik di bawah umur.
"Saya minta kepada kepala dinas membuat program. Jadi, nanti sosialisasi tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan ibu-ibu. Mungkin suatu saat kita juga akan membuat program sosialisasi di jaringan PKK, kemudian pertemuan pengajian," katanya.
Baca juga: Serda Gunawan, Babinsa Sumpiuh peringkus buron hingga diundang KSAD
"Untuk Babinsa, Bhabinkamtibmas, kami melihat di dalam kegiatan perlu apresiasi dengan adanya uang transpor, seperti di LPMK, RT, dan RW," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Senin.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita, di sela kegiatan Diseminasi Aplikasi Polisi Hebat Semarang-Kentongan Digital (Libas-Kenita) di Kelurahan Gajahmungkur, Semarang.
Menurut dia, Pemkot Semarang sudah membuat regulasi terkait penganggaran tersebut dan skemanya akan diterapkan seperti penganggaran lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK).
"Perwal (peraturan wali kota) juga sudah jadi, tinggal nanti implementasi pada 2024," kata perempuan pertama yang jadi Wali Kota Semarang itu.
Dengan dukungan Pemkot Semarang, Ita berharap Babinsa dan Bhabinkamtibmas bisa lebih maksimal dan prima dalam melayani masyarakat, terutama menyosialisasikan program kepolisian, seperti aplikasi Libas-Kenita.
Apalagi, kata dia, saat ini sudah memasuki tahun politik dan Kota Semarang juga disebut sebagai daerah yang rawan terjadi konflik saat pelaksanaan Pemilu 2024.
"Kami semua bersama untuk menciptakan Pemilu damai, Pemilu adem. Karena pasti ada perbedaan, sebab kita tidak bisa memungkiri ada beberapa pilihan. Semua pasti ada perbedaan, tapi perbedaan bukan penghalang," katanya.
Pada kesempatan itu, Ita juga menyoroti kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, dan dia berharap masyarakat bisa lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya dan bisa memanfaatkan aplikasi Libas-Kenita.
"Makanya diharapkan di setiap keluarga ada yang menggunakan aplikasi itu, karena miris ada anak meninggal dunia karena kekerasan seksual. Ini ada beberapa contoh, masyarakat tidak berani (melaporkan)," katanya.
Melalui aplikasi Libas-Kenita, Ita berharap peluang terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa ditekan semaksimal mungkin dengan pelaporan yang cepat dan mudah.
"Dengan pakai aplikasi Libas-Kenita ini bisa langsung ditekan, laporannya bisa langsung masuk ke kepolisian," katanya.
Selain bekerja sama dengan kepolisian, Ita juga mendorong seluruh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk terus menyosialisasikan pencegahan kejahatan seksual, terutama di dunia pendidikan dengan banyak peserta didik di bawah umur.
"Saya minta kepada kepala dinas membuat program. Jadi, nanti sosialisasi tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan ibu-ibu. Mungkin suatu saat kita juga akan membuat program sosialisasi di jaringan PKK, kemudian pertemuan pengajian," katanya.
Baca juga: Serda Gunawan, Babinsa Sumpiuh peringkus buron hingga diundang KSAD