Purwokerto (ANTARA) - Tim Jemput Gabah Perum Bulog Kantor Cabang Banyumas, Jawa Tengah, dibantu personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) tetap melaksanakan kegiatan serap gabah langsung ke petani (sergap) saat libur panjang dalam rangka Hari Raya Waisak.
"Meskipun saat sekarang sedang libur panjang dalam rangka Hari Raya Waisak, kami bersama Babinsa tetap melaksanakan sergap karena memang masih ada panen di Desa Notog, Kedungwringin, dan Kedungwuluh, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas," kata Pemimpin Bulog Kantor Cabang Banyumas Prawoko Setyo Aji di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Ia mengatakan, para personel Babinsa dengan konsisten mendampingi Tim Jemput Gabah Bulog untuk menyerap gabah hasil panen petani di wilayah tersebut secara langsung pada hari H panen.
Menurut dia, petani pun antusias menyambut kehadiran Tim Jemput Gabah Bulog karena melakukan penyerapan pada hari libur dengan harga pembelian gabah kering panen (GKP) sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025, yakni sebesar Rp6.500 per kilogram.
"Hal ini kami lakukan sebagai wujud komitmen untuk menyukseskan program pemerintah berupa swasembada pangan dengan menyerap 3 juta ton setara beras dan untuk memastikan harga jual GKP di petani stabil minimal sebesar Rp6.500 per kilogram," katanya.
Ia mengharapkan inpres tersebut dipatuhi oleh semua pemangku kepentingan yang akan membeli gabah dari petani.
Selain itu, kata dia, dengan harga pembelian yang sudah bagus tersebut, petani seharusnya lebih bersemangat dalam bertani serta menjual GKP yang bersih dan berkualitas.
"Jangan memanfaatkan momentum harga yang sudah bagus ini dengan menjual gabah yang masih kotor, banyak jeraminya, sengaja menyiram gabah dengan air lagi, atau melakukan hal-hal lain yang dapat merugikan pembeli atau negara," katanya.
Menurut dia, ketetapan pemerintah tersebut bertujuan baik karena ditujukan agar petani bisa lebih sejahtera dan lebih semangat serta dapat menarik minat para pemuda untuk menjadi petani milenial.
Terkait dengan realisasi penyerapan, dia mengatakan Bulog Banyumas mendapatkan penyesuaian target penyerapan GKP menjadi 35.395 ton karena target sebelumnya yang sebesar 22.170 ton telah terlampaui.
"Dengan demikian realisasi penyerapan GKP hingga saat ini telah mencapai 32.829 ton dari target 35.395 ton, sedangkan untuk beras telah terealisasi 29.566 ton dari target 56.318 ton, setara beras sudah terealisasi 47.112 ton dari target 75.212 ton. Rata-rata penyerapan harian gabah berkisar 200-500 ton, beras pun berkisar 200-500 ton," katanya.
Ia optimistis penyesuaian target penyerapan tersebut dapat tercapai meskipun secara umum luas panen di wilayah eks Keresidenan Banyumas sudah mulai berkurang karena masa panen raya telah terlewati.
"Kalau wilayah Banjarnegara, Purbalingga, dan Banyumas sudah sangat sedikit, yang masih panen cukup banyak di Cilacap bagian barat," kata Prawoko.
Salah seorang petani di Desa Notog, Muryati menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah mengeluarkan kebijakan untuk membeli gabah hasil panen petani dengan harga Rp6.500 per kilogram dan pembeliannya dilakukan secara langsung oleh Bulog.
"Saya tanam padi 2 bahu (1 bahu setara 0,7 hektare, red.), mendapat 6 ton, langsung saya jual ke Bulog dan langsung dibayar oleh Bulog. Semoga hasil panen pada musim tanam berikutnya bisa lebih baik lagi," katanya.
Baca juga: Bulog: Penyerapan GKP di Banyumas Raya lampaui target