Solo (ANTARA) - Azana Hotel and Resort tengah menjajaki peluang pasar yang berisi konsumen pecinta alam dengan menawarkan penginapan berkonsep simpel, yakni Azana Essence.
"Melalui Azana Essence kami menjawab pertanyaan dan permintaan customer kami, yakni menawarkan penginapan di luar ruangan," kata CEO Azana Hotel and Resort Dicky Sumarsono di Solo, Selasa.
Ia mengatakan saat ini pangsa pasar dari penginapan berkonsep alam makin lama makin besar. Menurut dia, berdasarkan aplikasi survei Jakpat saat ini wisata alam menempati posisi tertinggi, baru diikuti oleh wisata kuliner kemudian taman hiburan.
"Market size wisata ini makin hari makin besar," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, dari sisi investasi untuk wisata berkonsep alam jauh lebih murah dibandingkan dengan hotel pada umumnya. Ia membandingkan jika untuk membuat kamar dengan luasan sama, yakni 18 m2 berkonsep modular boks hanya membutuhkan dana Rp170 juta.
Ia mengatakan angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kamar hotel yang menelan dana hingga Rp250 juta.
Meski demikian, untuk membuat penginapan ini paling tidak lahan yang dibutuhkan minimum 3.000 m2. Untuk nilai investasi secara keseluruhan yakni Rp2,1 miliar dengan sepuluh vila, Rp4,7 miliar dengan 20 vila, dan Rp6,3 miliar dengan 30 vila.
Melihat potensi pasar maupun nilai investasinya, dalam waktu dekat perusahaan yang bergerak di bidang hotel berjejaring tersebut akan membuka Azana Essence di beberapa daerah, di antaranya Sarangan, Pasuruan, Kopeng, Karangpandan, dan Batu Malang.
Bahkan akhir tahun ini, Dicky memasang target hotel resort jejaring miliknya bisa tembus okupansi 95 persen. Angka ini lebih tinggi ketimbang hotel building atau city hotel yang target okupansinya 80 persen.