Pengusaha hotel di Solo ikut meningkatkan waktu tinggal wisatawan menyusul kenaikan target yang diinginkan oleh Pemerintah Kota Surakarta, yakni dari 1,8 hari menjadi 2 hari.
"Length of stay (lama menginap) bisa terwujud jika pemangku kebijakan, yakni pemerintah kota dan pebisnis bersatu untuk menciptakan atraksi," kata pemilik operator hotel jejaring asal Solo Azana Hotel and Resort Dicky Sumarsono di Solo, Kamis.
Ia mengatakan tanpa atraksi tidak mungkin lama menginap akan bertambah. Sejauh ini Solo sudah memperbanyak atraksi. Di sisi lain, pelaku bisnis perhotelan tidak harus menunggu pemerintah untuk menciptakan atraksi tetapi mereka juga bisa menyelenggarakan secara mandiri.
"Misalnya lomba masak, itu acara gampang. Orang akan datang ke sini," katanya.
Sementara itu, peluang tersebut juga ditangkap oleh sektor perhotelan. Apalagi, pada periode Lebaran ini diperkirakan jumlah pemudik akan jauh lebih banyak dibandingkan Lebaran tahun sebelumnya.
"Tahun ini diperkirakan jumlah pemudik mencapai 123 juta. Oleh karena itu, kami percaya diri dengan tahun ini," katanya.
Salah satu hotel yang optimis dengan pasar di Kota Solo yakni Nata Azana Hotel Solo.
General Manager Nata Azana Hotel Adhi Supriyadi optimis selama periode Lebaran ini angka okupansi bisa mencapai 90 persen.
"Biasanya kalau orang berlibur ingin hotel yang nyaman. Apalagi besok saat mudik bersama keluarga. Meski baru saja beroperasional, hotel kami untuk periode lebaran sudah full okupansi," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menargetkan kenaikan waktu menginap wisatawan pada tahun ini menyusul penambahan berbagai objek wisata di Solo.
"Targetnya wisatawan menginap dua sampai tiga malam," katanya.
Ia mengatakan dengan berbagai penambahan destinasi wisata tersebut Solo siap bersaing dengan Yogyakarta dan Semarang.