Solo (ANTARA) - KAI Daop 6 menggencarkan inisiatif ramah lingkungan di stasiun dan kereta dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April.
Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih di Solo, Jawa Tengah, Rabu, mengatakan, berlandaskan prinsip ramah lingkungan, efisiensi sumber daya, dan keberlanjutan, KAI Daop 6 secara aktif menginisiasi langkah-langkah nyata untuk mendukung gerakan pelestarian bumi.
"Hari Bumi menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan dan mengingatkan kembali ke seluruh pihak bahwa keberlanjutan adalah hal yang harus dilakukan secara kolektif dan sinergis agar dampaknya lebih maksimal dan luas," katanya.
Terkait hal itu, pihaknya terus berinovasi dan beradaptasi untuk menciptakan ekosistem transportasi yang ramah lingkungan dan mengusung keberlanjutan.
"Inisiatif yang kami jalankan tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi dan sampah tetapi juga membangun kesadaran kolektif di kalangan pegawai dan pengguna jasa," katanya.
Ia mengatakan salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penyediaan fasilitas water station di sepuluh stasiun di wilayah Daop 6 yaitu Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Purwosari, dan Solo Jebres, Wates, Klaten, Palur, dan Solo Kota.
"Fasilitas ini memungkinkan penumpang mengisi ulang air minum secara gratis serta sebagai upaya mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai," katanya.
Sementara itu, dalam hal pemanfaatan energi terbarukan, pihaknya telah memasang panel surya di Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Solo Balapan sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan energi terhadap listrik berbasis fosil.
Sedangkan dari sisi digitalisasi, sistem face recognition yang diterapkan di Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, dan Solo Balapan memungkinkan proses boarding tanpa cetak tiket kertas.
"Inovasi ini telah digunakan lebih dari 1.404.577 penumpang KA di stasiun Daop 6 yang terdapat fasilitas face recognition pada tahun 2024 dan pada triwulan I 2025 telah digunakan oleh lebih dari 437.735 penumpang. Inovasi ini terbukti efektif dalam menekan penggunaan kertas," katanya.
Selanjutnya, untuk mengurangi jejak karbon dari sektor transportasi, secara bertahap pihaknya telah mengadopsi penggunaan bahan bakar biodiesel jenis B40, yakni campuran 40 persen biodiesel berbasis minyak nabati dengan 60 persen solar.
"Penggunaan B40 ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung program transisi energi nasional menuju energi yang lebih bersih dan terbarukan," katanya.
Sebagai bagian dari inovasi digital berwawasan lingkungan, KAI juga menghadirkan fitur carbon footprint dalam aplikasi Access by KAI. Fitur ini memungkinkan penumpang untuk mengetahui estimasi jejak karbon yang dihasilkan dari perjalanan kereta yang mereka tempuh, sekaligus memberikan perbandingan emisi dengan moda transportasi lainnya.
"Melalui fitur ini, kami ingin mendorong kesadaran individu terhadap dampak lingkungan dari aktivitas mobilitas serta mengajak pelanggan untuk memilih moda transportasi yang lebih rendah emisi," katanya.
Pihaknya berharap fitur ini tidak hanya menjadi alat informasi tetapi juga inspirasi bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih sarana transportasi yang berkelanjutan.