Solo (ANTARA) - Perusahaan berbasis teknologi Bukalapak melalui Buka Bersama Investasi (BIB) mendorong masyarakat berani berinvestasi di tengah tren penguatan ekonomi yang terjadi pada tahun 2021.
CEO PT Buka Investasi Bersama Teddy Oetomo melalui keterangan tertulisnya yang diterima oleh ANTARA di Solo, Selasa mengatakan walaupun ketidakpastian akibat pandemi masih melingkupi pasar modal, namun beberapa indikator pasar menunjukkan potensi penguatan, di antaranya perbaikan produk domestik bruto, penurunan suku bunga, dan penerapan vaksinasi COVID-19.
"Selanjutnya, kenaikan penetrasi digital dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia menunjukkan sinyal positif dan menjadi peluang khususnya bagi pelaku industri keuangan. Kondisi ini menjadi basis kami memiliki optimisme terhadap iklim investasi tahun ini," katanya.
Baca juga: Bukalapak minta pelaku UMKM jeli pantau tren pasar
Terkait kondisi tersebut, pihaknya berharap pelaku teknologi finansial terutama di bidang investasi bisa mengoptimalkan berbagai peluang yang ada.
"Kami melihat ini sebagai sebuah peluang untuk terus berkembang dan berinovasi dalam memberikan solusi finansial secara 'online', khususnya dalam memberikan akses kepada 'the underserved segment' (segmen yang kurang terlayani) melalui layanan keuangan yang kami tawarkan," katanya.
Director of Business Development PT Buka Investasi Bersama Angganata Sebastian mengatakan pertumbuhan yang terjadi pada perusahaan teknologi finansial terutama di bidang investasi di mana 99 persennya merupakan investor individu atau investor ritel, mencerminkan peluang besar yang dapat diraih oleh teknologi finansial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi.
Ia mengatakan selain reksa dana dan emas, pasar saham dan aset kripto diperkirakan akan makin tumbuh pada tahun ini. Bahkan, dikatakannya, sejauh ini jumlah investor saham sudah bertambah 20 persen serta pasar kripto juga sudah mencapai 0,8 persen populasi di Indonesia atau mencapai 2 juta orang.
"Diproyeksikan pada 2025 mencapai mencapai 28 juta orang atau 10 persen dari populasi Indonesia. Belum lagi dukungan dari pemerintah Indonesia terhadap pertumbuhan 'fintech' (teknologi finansial) di sini. Begitulah besarnya peluang untuk 'fintech' di Indonesia untuk memfasilitasi para investor," katanya.
Ia mengatakan Buka Investasi Bersama juga melihat potensi bagi masyarakat untuk meninggalkan keraguan dalam berinvestasi. Apalagi, dikatakannya, saat ini fitur layanan investasi yang terus berkembang makin memudahkan masyarakat untuk memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan mereka masing-masing.
Chief Operating Officer (COO) PT Buka Investasi Bersama Dhinda Arisyiya mengatakan dukungan dari pemerintah terhadap industri investasi nasional juga merefleksikan upaya untuk membangun inklusi finansial di Indonesia. Ia mengatakan kondisi ini sejalan dengan tujuan kemitraan antara PT Buka Investasi Bersama dan PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk yang diresmikan pada bulan Desember tahun 2020.
"Tujuannya adalah membangun inklusi finansial di Indonesia lewat produk-produk investasi yang kompetitif melalui pemanfaatan teknologi dan infrastruktur Bukalapak. Demi terus memenuhi kebutuhan investasi semua lapisan masyarakat, BIB juga akan mendalami kemungkinan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sesama e-commerce," katanya.
Baca juga: Bukalapak dukung pengembangan UMKM di Purbalingga
Berita Terkait
Willix Halim jadi CEO Bukalapak, gantikan Kaimuddin yang mundur
Rabu, 16 Februari 2022 13:03 Wib
Dirut Bukalapak M. Rachmat Kaimuddin ajukan pengunduran diri
Rabu, 29 Desember 2021 13:11 Wib
Bukalapak minta pelaku UMKM jeli pantau tren pasar
Kamis, 4 Februari 2021 21:14 Wib
Bukalapak dukung pengembangan UMKM di Purbalingga
Selasa, 10 Maret 2020 19:33 Wib
Aplikasi Bukalapak di Play Store hilang, Intan: Tidak pengaruhi jual beli
Kamis, 19 September 2019 13:17 Wib
Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia diklaim Singapura, ini penjelasan BKPM
Selasa, 30 Juli 2019 16:15 Wib
Bukalapak hadirkan tayangan edukasi anak-anak "Nussa"
Jumat, 5 April 2019 15:38 Wib
Diretas, Bukalapak pastikan tidak ada data bocor
Selasa, 19 Maret 2019 8:57 Wib