Solo (ANTARA) - Perusahaan layanan jual beli berbasis internet Bukalapak meminta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau pelapak jeli dalam memantau tren pasar termasuk apa yang banyak dicari konsumen selama pandemi COVID-19.
"Memasuki awal 2021, barang-barang yang berhubungan dengan pandemi masih menjadi pencarian yang populer di Bukalapak," kata AVP Marketplace Strategy and Merchant Policy Bukalapak Baskara Aditama pada keterangannya melalui webinar yang diterima oleh Antara di Solo, Kamis.
Ia mengatakan jika di tahun lalu tepatnya pada awal tahun, yaitu Januari sampai Maret kebutuhan sembako dan barang kesehatan banyak dicari konsumen, selanjutnya pada April sampai dengan bulan Juni, barang hobi seperti alat "gaming" mulai meningkat permintaannya.
"Juga alat memasak dan pakaian karena ada Bulan Ramadan. Lanjut Juli sampai September, mulai sekolah 'online' kebutuhan laptop dan 'handphone' sangat tinggi, ditambah ada hobi baru bersepeda. Baru akhir tahun, yaitu Oktober sampai Desember tanaman hias dan dekorasi rumah jadi idola," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia selain berjualan produk unggulan, pelaku UMKM harus bisa memanfaatkan tren pasar untuk menarik banyak pembeli.
Baca juga: Bukalapak dukung pengembangan UMKM di Purbalingga
"Maka penjual harus mengenali tanda-tanda akan terjadinya tren agar bisa mempersiapkan stok barang," katanya.
Sementara itu, demi mendukung ketahanan bisnis pelaku UMKM di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung, pihaknya menyelenggarakan sejumlah program dan inisiatif yang juga bagian dari realisasi misi Bukalapak bertema "A Fair Economy For All".
"Pada awal tahun ini, Bukalapak telah memberlakukan satu tarif untuk layanan 'Super Seller'-nya yaitu sebesar 0.5 persen, sebuah nilai tarif termurah yang diberikan oleh platform e-commerce di Indonesia untuk UMKM," kata Vice President Marketplace Bukalapak Kurnia Rosyada.
Ia mengatakan keuntungan yang dapat dinikmati pelaku UMKM yang menjual produknya melalui situs tersebut adalah mampu menaikkan transaksi hingga 15 kali lipat dan lebih dipercaya dengan memasang badge "Super Seller", gratis ongkos kirim, dan cashback voucher eksklusif.
"'Super Seller' sendiri adalah fitur layanan dari Bukalapak yang dirancang untuk membantu pelapak mendapatkan keuntungan lebih dari berjualan di platform Bukalapak dengan hanya menyisihkan sebagian kecil dari hasil penjualan mereka. Saat ini, ada lebih dari ratusan ribu pelaku UMKM yang terdaftar sebagai Super Seller di Bukalapak," katanya.
Baca juga: Pahami kebijakan PPKM, pelaku UMKM di Banyumas tak keluhkan dampaknya
Baca juga: KUR masih jadi angin segar bagi UMKM di tengah pandemi
Berita Terkait
Willix Halim jadi CEO Bukalapak, gantikan Kaimuddin yang mundur
Rabu, 16 Februari 2022 13:03 Wib
Dirut Bukalapak M. Rachmat Kaimuddin ajukan pengunduran diri
Rabu, 29 Desember 2021 13:11 Wib
Bukalapak ajak masyarakat investasi di tengah tren penguatan ekonomi
Rabu, 24 Maret 2021 6:48 Wib
Bukalapak dukung pengembangan UMKM di Purbalingga
Selasa, 10 Maret 2020 19:33 Wib
Aplikasi Bukalapak di Play Store hilang, Intan: Tidak pengaruhi jual beli
Kamis, 19 September 2019 13:17 Wib
Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia diklaim Singapura, ini penjelasan BKPM
Selasa, 30 Juli 2019 16:15 Wib
Bukalapak hadirkan tayangan edukasi anak-anak "Nussa"
Jumat, 5 April 2019 15:38 Wib
Diretas, Bukalapak pastikan tidak ada data bocor
Selasa, 19 Maret 2019 8:57 Wib