Batang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Ribut Hari Wibowo mengingatkan jajarannya soal masih ada anggota Polri yang berperilaku katrok atau menjadi "preman pengkolan" dengan merasa paling hebat di wilayahnya.
"Jangan ada lagi yang menjadi 'preman pengkolan', semua harus bisa belajar berubah agar bisa melayani masyarakat dengan baik," kata Kapolda saat meresmikan Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Batang, Senin.
Menurut dia, polisi adalah pelayan masyarakat sehingga jangan merasa diri semuanya di atas masyarakat.
"Oleh karena itu, saya berpesan dengan berdirinya Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) yang bagus dan fasilitas yang lengkap ini maka jangan kecewakan semua yang telah membantu membangun SPKT dengan hal-hal yang kontraproduktif," katanya.
Ia mengatakan pembenahan SPKT ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di lingkungan Polda Jateng, khususnya dalam menghadirkan layanan yang cepat, transparan, dan humanis kepada masyarakat.
Pembenahan ini juga merupakan wujud nyata dari reformasi birokrasi di tubuh Polri yang menyentuh langsung untuk kepentingan masyarakat.
"Namun demikian, kami minta pembenahan tidak hanya pada fisik bangunan saja melainkan juga pada aspek sikap dan budaya pelayanan pada masyarakat," katanya.
Kapolda mengapresiasi Kapolres Batang yang telah menepati janji untuk memperbaiki layanan SPKT karena upaya ini adalah langkah positif dalam memberikan pelayanan yang cepat, transparan, dan humanis.
"Saya mengingatkan agar anggota polisi harus dapat menghapus budaya lama yang kerap mencoreng citra institusi. Semua perubahan ini adalah bagian dari upaya membangun kepercayaan masyarakat karena jika kepercayaan itu sudah tumbuh maka tugas Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban akan jauh lebih mudah," katanya.
Baca juga: Pemalak sopir truk di Semarang ditangkap