Solo (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) memprediksikan adanya kenaikan konsumsi elpiji di Soloraya sebesar 2 persen selama Ramadhan hingga jelang Lebaran.
"Rata-rata harian normal penyaluran elpiji di Soloraya saat ini sebanyak 750 metric ton (MT) dan prediksinya akan naik menjadi 763 MT," kata Pejabat Sementara General Manager Pertamina MOR IV Teuku Johan Miftah di Solo, Selasa.
Ia mengatakan angka konsumsi tersebut tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Menurut dia, pada Ramadhan dan Lebaran 2019 angka konsumsi elpiji di Soloraya mencapai 760 MT/hari.
Baca juga: Pemkot Pekalongan jamin ketersediaan stok elpiji
Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan elpiji khususnya tabung melon atau subsidi dari pemerintah, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap patuh pada aturan yang telah ditetapkan dan tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan elpiji.
"Salah satu aturannya adalah elpiji 3 kg ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sehingga Pertamina berharap kepada masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik dapat menggunakan elpiji nonsubsidi, yaitu varian bright gas," katanya.
Menurut dia, jika di lapangan terjadi lonjakan permintaan elpiji 3 kg tersebut, Pertamina bersama dengan pemerintah daerah akan berkoordinasi untuk mengalokasikan pasokan tambahan dengan tidak mengurangi jumlah kuota yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
"Yang pasti untuk stok elpiji yang berada di Fuel Terminal Pertamina saat ini dalam kondisi aman sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat hari raya nanti," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, saat ini khusus di wilayah Soloraya Pertamina memiliki lebih dari 9.501 pangkalan elpiji PSO dan sebanyak 708 outlet non-PSO.
"Untuk harga eceran tertinggi elpiji subsidi tersebut Rp15.500/tabung. Ini sesuai dengan aturan pemerintah daerah," katanya.
Baca juga: Pertamina gandeng Komunitas Difabel Ampel layani pengantaran elpiji
Baca juga: Permintaan elpiji 3 kg di Temanggung masih normal