Temanggung (ANTARA) - Permintaan bahan bakar elpiji ukuran tiga kilogram di Kabupaten Temanggung masih normal meskipun banyak masyarakat saat ini cenderung bekeja di rumah di tengah wabah virus corona (COVID-19) kata Kabag Perekonomian Pemkab Temanggung M. Romadhon.
"Hingga sekarang belum ada keluhan dari agen maupun pangkalan untuk menambah kuota. Jadi kebutuhan masih normal atau mungkin kalau ada penambahan tidak terlalu signifikan," kata Romadhon di Temanggung, Jumat.
Ia mengatakan sekarang ini banyak yang bekerja di rumah tetapi kebutuhan elpiji 3 kilogram untuk pedagang kaki lima mungkin berkurang sehingga kebutuhan gas masih normal sehingga masih mencukupi.
Baca juga: Alokasi elpiji bersubsidi untuk Kudus 8,57 juta tabung
Menurut dia biasa kalau mendekati bulan puasa sering minta tambahan fakultatif bahan bakar bersubsidi ini, terutama terkait tradisi nyadran banyak masyarakat menggunakan bahan bakar untuk memasak.
"Namun, sekarang ini tidak ada yang melaksanakan tradisi nyadran, karena memang sudah ada larangan untuk berkumpul dengan jumlah orang yang banyak. Biasanya untuk tahun-tahun sebelumnya ada penambahan terkait nyadran itu," katanya.
Ia menyampaikan pasokan elpiji ke desa-desa tetap lancar meskipun jalur agak terganggu karena sejumlah desa menerapkan satu jalur masuk, tetapi hal ini tidak merupakan hambatan.
Romadhon menyebutkan kuota elpiji 3 kilogram di Kabupaten Temanggung rata-rata 21.700 tabung per hari atau 7.813.000 tabung setahun yang dikelola oleh 8 agen dan 620 pangkalan.
Menyinggung persiapan kebutuhan elpiji pada bulan Ramadhan dan Lebaran 2020, dia mengatakan pihaknya masih menunggu kondisi di lapangan.
"Saya masih menunggu situasi di lapangan, mendengarkan laporan dari agen perlu penambahan atau tidak, apalagi saat ini ada imbauan tidak melakukan mudik," katanya.
Baca juga: Antisipasi penyimpangan, Ganjar dukung distribusi tertutup elpiji