Semarang (ANTARA) - Setelah menempuh perjalanan mulai selama 5 hari, mulai tanggal 4 hingga 9 Maret 2020, 29 kapal dari pantai utara (pantura) Jawa akhirnya mencapai titik fishing ground di Laut Natuna Utara.
"Perjalanan yang kita prediksi 7 sampai 8 hari ternyata lebih cepat 2 hari karena cuaca dan kondisi jalur pelayaran relatif lancar, kordinasi terus yang dilakukan setiap hari membuat semua berjalan lancar" kata Riyono, Ketua DPP Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI), dalam siaran pers yang diterima di Semarang, Selasa.
Pergerakan kapal, katanya, selalu dipantau oleh Kemenko Polhukam setiap hari, di lapangan dilakukan oleh Bakamla beserta Pol Air Polisi, TNI AL, dan TNI AU sebagai satuan operasi yang mengawal keamanan kapal ikan yang bergerak ke Natuna.
"29 kapal nelayan mulai 10 Maret sampai minimal 2 bulan ke depan siap menjaga Laut Natuna dari pencurian ikan oleh kapal China serta melakukan penangkapan ikan di Natuna Utara yang selama ini belum pernah di lakukan oleh kapal ikan berbobot di atas 100 GT," tambah Riyono.
Deputi Ketahanan Negara Kemenko Polhukam Mayjen Rudianto , KKP dan 12 kementerian dan lembaga, serta ANNI sedang fokus menyiapkan proses bisnis untuk hasil tangkapan ikan di Selat Lampa. Perindo sebagai BUMN bidang perikanan siap membantu para nelayan.
"ANNI sudah 4 kali berkoordinasi dengan Perindo atas arahan Deputi Ketahanan Negara agar hasil tangkapan ikan bisa dibeli oleh negara. Prinsipnya nelayan siap mendaratkan ikan di Selat Lampa dengan harga kompetitif," demikian Riyono.