Semarang (Antaranews Jateng) - Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah meminta agar Program One Village One Product (OVOP) atau satu desa satu produk unggulan memanfaatkan sumber daya lokal sehingga hasilnya bisa lebih optimal.
"Produk yang dihasilkan Program OVOP adalah produk yang memanfaatkan sumber daya lokal, baik sumber daya alam, maupun sumber daya manusia," kata anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah Ikhsan Mustofa di Semarang, Senin.
Menurut dia, masyarakat masih perlu diberikan pemahaman untuk dapat menghasilkan barang-barang terpilih dengan nilai tambah yang tinggi sehingga satu desa mampu menghasilkan satu produk utama yang kompetitif dan mampu bersaing ditingkat global, namun tetap memiliki ciri khas keunikan karakteristik dari daerah tersebut.
Selain itu, produk yang dikembangkan tidak selalu dalam bentuk barang dan jasa, tapi juga bisa mengangkat produk kesenian dan kebudayaan yang khas, serta potensi sumber daya alam untuk pariwisata.
"Kami terus mendorong desa-desa lainnya untuk mengeluarkan potensi dan daya kreativitas guna menunjang ekonomi kerakyatan melalui UMKM," ujarnya.
Sementara itu, Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Koperasi dan UMKM menargetkan munculnya 35 produk unggulan daerah setiap tahun melalui program OVOP.
Dinkop UMKM hingga kini juga terus mendorong kreativitas dan inovasi produk daerah dengan mengedepankan kualitas sebagai modal untuk bersaing di pasar produk UMKM yang semakin ketat.
Selain itu, optimalisasi program OVOP akan terus dilakukan sehingga semakin banyak aneka produk khas daerah.
Monitoring produk daerah dilakukan melalui koperasi unit desa yang beranggotakan usaha kecil menengah.
Pemprov Jateng juga terus melakukan pemberdayaan melalui pemberian pinjaman modal, membuka akses pasar, mengajak pameran, memberikan pelatihan hingga pelatihan administrasi dan laporan keuangan.

