Semarang, ANTARA JATENG - Kota Semarang kembali meraih penghargaan Indonesia Road Safety Award (IRSA) atas program penataan transportasi dan sistem lalu lintas demi keselamatan.
"Penghargaan ini menjadi bukti bahwa Kota Semarang semakin baik dalam hal transportasi. Namun jangan mudah berpuas diri," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Kamis.
Penghargaan IRSA adalah sebuah program yang digagas oleh Asuransi Adira Dinamika bekerja sama dengan SWA sejak 2013 untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan sistem keselamatan jalan bagi pemerintah daerah setingkat kabupaten dan kota.
Penyerahan penghargaan IRSA 2017 secara langsung dilakukan oleh Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro kepada Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Jakarta, Kamis.
Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu mengakui masih ada beberapa pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, seperti beberapa titik yang masih terjadi kemacetan.
"Beberapa titik yang masih macet itu perlu dievaluasi. Makanya, penghargaan ini harus dijadikan motivasi untuk menyelesaikan persoalan transportasi ini satu persatu," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Menurut Hendi, selama ini Pemerintah Kota Semarang sudah melakukan penataan transportasi, antara lain penerapan 13 ruas jalan yang semula dua arah menjadi satu arah untuk mengurai kemacetan.
Penerapan sistem satu arah itu, kata dia, dimaksudkan mempermudah pengaturan dan pengawasan lalu lintas, serta mengurangi tingkat kemacetan di sejumlah ruas jalan yang padat arus kendaraannya.
Dari transportasi massal, ia menjelaskan Semarang sudah memiliki Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang berjumlah 116 unit yang beroperasi di delapan koridor dengan 295 halte untuk melayani transportasi masyarakat.
"Animo masyarakat terhadap moda transportasi massal itu sangat besar, terbukti dari BRT Trans Semarang telah mengangkut 7.725.490 penumpang pada 2016 yang 24,3 persennya adalah pelajar," katanya.
Selain itu, kata dia, nilai plus yang menjadi penilaian adalah inovasi uji kendaraan yang "overload" di jalan nasional yang telah dilakukan Dinas Perhubungan dengan alat uji portabel.
"Uji kendaraan itu untuk menekan potensi kerusakan yang diakibatkan beban kendaraan yang melebihi kapasitas. Makanya, kami tempatkan alat uji portabel untuk mengecek," katanya.