Agus Marshal Pernah Satu Tim Jaringan Aceh bersama Yayat Cahdiyat
Purwakarta, ANTARA JATENG - Mantan terpidana teroris Agus Marshal mengaku
pernah bersama Yayat Cahdiyat, pelaku bom panci di Bandung, dalam
sebuah latihan tim jaringan Aceh.
"Dulu itu, Yayat pernah satu tim dengan saya, terlibat jaringan Aceh dalam sebuah pelatihan militer," katanya.
Ia mengaku tidak tahu secara jelas setelah pelatihan militer itu Yayat bergabung ke kelompok atau jaringan apa, termasuk motif ledakan bom panci di Bandung itu.
Ia mengatakan, dahulu pernah mengaji bersama Yayat di sebuah pengajian di wilayah Cikampek. Selain teman mengaji, diakuinya Yayat yang kini terlibat bom panci di Bandung merupakan teman "nongkrong".
Agus yang masuk dalam jaringan Aceh mengaku saat masuk dalam jaringan, pernah mempunyai 170 anak buah. Tapi ratusan orang yang tergabung dalam jaringan tersebut tidak saling kenal.
"Dia (Yayat) memang pernah masuk tim saya. Tetapi setelah penangkapan jaringan Aceh sekitar tahun 2012, tidak ada lagi komunikasi," katanya.
Agus Marshal yang tercatat sebagai warga Cibening, Purwakarta, mengaku kini hanya menjalani kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Selama beberapa tahun terakhir ini setelah bebas dari hukuman pidana, Agus mengaku pernah mendapat tawaran kembali untuk melakukan aksi-aksi jaringan teroris. "Tapi sekarang ini sangat banyak pertimbangan untuk melakukan hal-hal seperti dahulu," kata dia.
"Dulu itu, Yayat pernah satu tim dengan saya, terlibat jaringan Aceh dalam sebuah pelatihan militer," katanya.
Ia mengaku tidak tahu secara jelas setelah pelatihan militer itu Yayat bergabung ke kelompok atau jaringan apa, termasuk motif ledakan bom panci di Bandung itu.
Ia mengatakan, dahulu pernah mengaji bersama Yayat di sebuah pengajian di wilayah Cikampek. Selain teman mengaji, diakuinya Yayat yang kini terlibat bom panci di Bandung merupakan teman "nongkrong".
Agus yang masuk dalam jaringan Aceh mengaku saat masuk dalam jaringan, pernah mempunyai 170 anak buah. Tapi ratusan orang yang tergabung dalam jaringan tersebut tidak saling kenal.
"Dia (Yayat) memang pernah masuk tim saya. Tetapi setelah penangkapan jaringan Aceh sekitar tahun 2012, tidak ada lagi komunikasi," katanya.
Agus Marshal yang tercatat sebagai warga Cibening, Purwakarta, mengaku kini hanya menjalani kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Selama beberapa tahun terakhir ini setelah bebas dari hukuman pidana, Agus mengaku pernah mendapat tawaran kembali untuk melakukan aksi-aksi jaringan teroris. "Tapi sekarang ini sangat banyak pertimbangan untuk melakukan hal-hal seperti dahulu," kata dia.