Banjarnegara, Antara Jateng - Enam pekerja bagian teknisi PT Geo Dipa Energy Unit Dieng terluka akibat terkena semburan gas dari pipa penyalur panas bumi (geothermal) di Sumur 30, Dusun Pawuhan, Desa Karangtengah, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat para teknisi itu sedang melaksanakan kegiatan pembersihan, pemeriksaan, dan pengecekan di sekitar Sumur 30.
Akan tetapi saat mereka bekerja, sambungan pipa dengan sumur terputus dan mengeluarkan suara yang sangat keras sehingga menimbulkan kepanikan petani yang sedang berada di ladang kentang sekitar lokasi kejadian.
Selain itu, putusnya sambungan pipa tersebut mengakibatkan gas panas bumi bertekanan tinggi yang mengalir di dalamnya menyembur keluar sehingga mengenai para pekerja.
Bahkan, gas yang menyembur ke tanah mengakibatkan material di sekitarnya beterbangan sehingga mengenai beberapa pekerja.
Akibat kejadian tersebut, empat pekerja mengalami luka bakar berat dan dua pekerja lainnya luka ringan.
Empat pekerja mengalami luka bakar berat terdiri atas Yudi Iskandar, Supartono, Joko Irawan, dan Supriyono, sedangkan dua pekerja yang mengalami luka ringan terdiri atas Pandi dan Rizki.
Seluruh korban selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosobo untuk mendapatkan pertolongan.
Salah seorang korban yang kondisinya sangat kritis adalah Joko Irawan.
"Dokter sedang berjuang untuk menyelamatkannya," kata Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno kepada Antara usai melihat lokasi kejadian bersama Manajer Operasional PT Geo Dipa Energy (GDE) Unit Dieng Burhan.
Lebih lanjut, dia mengatakan peristiwa tersebut merupakan "force majeure" atau kejadian tidak diduga karena adanya pipa sambungan yang terputus.
Oleh karena itu, dia meminta manajemen PT GDE Unit Dieng untuk segera melakukan independen termasuk melihat standar operasional prosedurnya (SOP) apakah sudah berjalan atau belum berjalan.
"Dugaan besar korosi, tapi kami tidak ingin spekulasi. Saya tadi melihat langsung dan kelihatannya menipis di lapis yang terputus itu," katanya.
Menurut dia, peralatan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di Dataran Tinggi Dieng selama ini dikenal paling cepat mengalami korosi dibanding geothermal yang lain.
Dengan demikian, kata dia, pembangkit listrik yang dikelola PT GDE Unit Dieng sering libur untuk melaksanakan kegiatan perawatan.
Sementara itu, Manajer Operasional PT GDE Unit Dieng Burhan mengatakan pihaknya belum bisa memastikan penyebab kejadian di Sumur 30 tersebut.
"Kami belum bisa memastikan. Ada orang khusus yang akan meneliti dan menginvestigasi kejadian ini," katanya.
Menurut dia, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke kantor pusat sehingga tim investigasi diharapkan tiba di lokasi kejadian dalam satu-dua hari ke depan.
Disinggung mengenai dampak kejadian tersebut terhadap produksi listrik, dia mengatakan secara kebetulan pada bulan Mei hingga Agustus merupakan jadwal "overhaul" atau perawatan untuk meningkatkan performa.
Oleh karena itu, kata dia, kejadian tersebut tidak memengaruhi produksi listrik PT GDE Unit Dieng.
Sementara untuk jumlah kerugian, lanjut dia, masih dalam penghitungan