Semarang (ANTARA) - Wavin, produsen perpipaan yang merupakan salah satu unit bisnis dari Orbia membangun pabrik terbesarnya untuk kawasan Asia di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Peresmian pabrik Wavin di KITB, Batang, Kamis, dihadiri langsung oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P Roeslani, dan para pejabat pemerintah daerah setempat.
Chief Executive Officer (CEO) Orbia Sameer S. Bharadwaj menyatakan bahwa investasi di Indonesia, khususnya di KITB merupakan langkah strategis yang penting.
"Dengan hadirnya pabrik ini, kami membawa solusi inovatif pengelolaan air ke pasar yang sangat membutuhkan dan memiliki peluang besar. Ini adalah bagian dari misi kami untuk memperbaiki kualitas hidup di seluruh dunia," katanya.
Sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan pasar lokal, Wavin juga meluncurkan produk eksklusif terbarunya, Wavin PVC+, yang menghadirkan teknologi drainase air limbah yang mudah dipasang dan sangat andal.
Fasilitas baru Wavin tersebut berdiri di lahan seluas 20 hektare dan dilengkapi teknologi manufaktur yang canggih.
Sementara itu, Presiden Orbia Building and Infrastructure Freek Crum mengatakan bahwa kehadiran pabrik di KITB merupakan komitmen nyata perusahaan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik.
"Dengan fasilitas ini, kami dapat menjangkau lebih banyak pasar, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kegiatan ekonomi di sekitar wilayah Batang," katanya.
Director Indonesia/SEA+S&T Orbia Johannes Drees menambahkan bahwa hasil produksi di pabrik tersebut nantinya juga akan diekspor, khususnya di kawasan ASEAN l, seperti Singapura dan Vietnam, serta Australia.
Bahkan, saat ini tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Wavin telah mencapai lebih dari 90 persen, dan akan terus diupayakan semakin bertambah.
Sementara itu, Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan menyebutkan bahwa angka investasi di kawasan industri tersebut hingga saat ini yang telah menyentuh Rp16 triliun.
Ia berterima kasih dengan kehadiran Wavin yang berinvestasi sebesar Rp825 miliar untuk pembangunan pabrik terbesarnya di Asia, setelah India.
Bersamaan dengan Wavin yang merupakan perusahaan bermarkas di Belanda, kata dia, KITB juga kedatangan KCC Glass yang merupakan investor asal Korea Selatan.
"Investor Korea itu 100 persen PMA (penanaman modal asing), investor Belanda ini 100 persen juga PMA. Kami bersyukur industri-industri asing yang mau membangun, mau beroperasi dan mau memproduksi barang-barang berteknologi (di KITB, red.)," katanya.
Ia berharap semakin banyaknya investor PMA yang masuk akan menarik perhatian para calon investor lainnya untuk ikut berinvestasi di KITB
"Wong Korea saja mau, Belanda aja mau (berinvestasi di KITB, red.), masak yang lain enggak? Kami berharap seperti itu," kata Ngurah.