Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan bahwa jembatan penghubung untuk memudahkan akses menuju Pasar Jatingaleh segera dibangun.
"DED-nya (detail engineering design) saya minta rampung akhir tahun ini. Tahun depan dibangun," kata Agustina di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Ia telah meminta Penjabat (Pj) Sekda Kota Semarang, sekaligus Kepala Bappeda Kota Semarang Budi Prakosa, untuk segera merancang pembangunan jembatan penghubung guna memudahkan akses ke pasar tersebut.
Menurut dia, akses jalan yang buruk, yakni tidak adanya jembatan penyeberangan membuat aktivitas perdagangan di Pasar Jatingaleh yang dulunya ramai kini menjadi sepi.
Sepinya pengunjung dirasakan setelah adanya pembangunan jalan layang Jatingaleh yang membuat akses pejalan kaki menuju Pasar Jatingaleh menjadi tertutup.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan investasi modern dan keberlangsungan pasar tradisional serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kami menjadi saksi bahwa Pemkot Semarang berusaha mati-matian menyelamatkan proses perdagangan tradisional dan UMKM, meski di saat yang sama kita juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi investasi," katanya.
Ia mengakui persaingan antara sektor pasar modern dan tradisional semakin sengit, karena keduanya menyasar pasar yang sama, yakni warga Kota Semarang.
Melihat kondisi seperti itu, kata dia, perlu ada inisiatif strategis agar pedagang pasar dan pelaku UMKM bisa bertahan dan tetap menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara instansi seperti Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, DPMPTSP, hingga Satpol PP dan Dinas Perhubungan dalam mendukung kegiatan ekonomi lokal.
"Kalau ada kegiatan Dinas Perdagangan, otomatis Satpol PP dan UMKM juga turun tangan. Tidak ada yang berjalan sendiri," katanya.
Selain itu, Agustina juga menyampaikan komitmennya untuk hadir di tengah rakyat, bahkan mengaku hanya tidur tiga jam karena semalam berdiskusi hingga dini hari soal kemacetan di Mangkang.
"Saya bersyukur keluarga saya mengerti. Karena jadi wali kota itu artinya 24 jam waktu saya milik warga," katanya.

