Solo (ANTARA) - Soloraya Great Sale (SGS) resmi dibuka dengan menargetkan transaksi selama penyelenggaraan yakni 1-31 Juli sebesar Rp10 triliun.
Ketua Kadin Surakarta Ferry Septha Indrianto pada parade budaya sebagai aktivasi pembukaan SGS di Solo, Jawa Tengah, Minggu, optimistis target tersebut dapat tercapai.
Target transaksi tersebut terdiri dari sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi (trade, tourism, investment). Selain itu, ditargetkan pula kenaikan jumlah wisatawan hingga 30 persen, terbangunnya ruang kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah, serta digitalisasi UMKM melalui aplikasi SGS Go yang memungkinkan keterhubungan tenant, konsumen, data promosi, hingga pelaporan transaksi secara real time.
Selama sebulan penuh, dikatakannya, SGS 2025 akan menghadirkan lebih dari 100 event destinasi di berbagai kabupaten/kota, termasuk gelaran BUMN Expo, serta penampilan kekayaan budaya, alam, dan kuliner lokal.
Sebagai puncaknya, akan digelar Solo Raya Great Sale TTI (Trade, Tourism, Investment) pada 30 Juli-3 Agustus 2025 yang menjadi event kolaborasi pertama seluruh Solo Raya dalam bentuk paviliun bersama yang menampilkan keunggulan daya saing masing-masing wilayah.
“Sejauh ini, lebih dari 24.300 tenant telah bergabung dalam SGS 2025 yang meliputi mal, hotel, restoran, jasa keuangan, destinasi wisata, dan pasar tradisional. Ini adalah bukti ekonomi yang mempertemukan kekuatan modern dan kerakyatan dalam satu panggung besar,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi berharap keresidenan lain di Jawa Tengah dapat mengikuti program serupa.
Luthfi mengatakan SGS menjadi percontohan untuk pengembangan ekonomi aglomerasi di seluruh Jawa Tengah.
Menurut dia, kegiatan tersebut menjadi lambang nyata kolaborasi dan semangat.
“Kami akan geser ke Semarang Raya, Pekalongan Raya, Pati Raya, Banyumas Raya, dan seterusnya. Ini adalah wujud gotong-royong membangun daerah melalui kebersamaan seluruh elemen masyarakat,” katanya.
Terkait target transaksi tersebut, ia optimistis dapat tercapai.
“Target Rp10 triliun insya Allah bisa kita capai. Ini bukan sekadar acara diskon tapi juga model pembangunan kolaboratif yang menyatukan kekuatan modern dan kerakyatan,” katanya.

