Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin meninjau langsung pembangunan Bendungan Jragung di Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, karena dinilai mampu mencegah terjadinya banjir yang terjadi Kabupaten Demak dan Grobogan.
Dalam peninjauan tersebut, Wagub Taj Yasin didampingi Wakil Bupati Semarang, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, serta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari provinsi Jateng maupun Kabupaten Semarang.
Taj Yasin mengatakan pembangunan bendungan ini menjadi perhatian serius Pemprov Jateng. Saat ini progres proyek strategis nasional tersebut telah mencapai 85 persen.
"Harusnya sudah 95 persen, tetapi tahun ini BMKG menyebut kita mengalami kemarau basah. Di bagian inti bendungan, kalau hujan dua hari saja, perlu 4–5 hari untuk pengeringan. Jadi satu minggu kadang hanya bisa kerja dua hari efektif," ujarnya.
Nilai proyek bendungan yang dibangun sejak 2021 ini mencapai Rp3 triliun yang didanai dari APBN. Pembangunannya diprediksi baru rampung pada Mei 2026.
Proyek ini dikerjakan dalam tiga paket oleh konsorsium BUMN, meliputi PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, hingga PT Brantas Abipraya.
Taj Yasin menambahkan Bendungan Jragung punya peran vital mulai dari pengendalian banjir, irigasi, hingga energi terbarukan.
"Pembangunan bendungan tersebut dapat menjadi pengendali banjir untuk wilayah hilir seperti Kota Semarang, Kabupaten Demak, serta Grobogan," ujarnya.
Selain itu, imbuh dia, juga mampu menjadi penyedia air baku 1.000 liter/detik untuk Kota Semarang, Grobogan, dan Demak, irigasi untuk 4.528 hektare sawah di Grobogan dan Demak. Bahkan memiliki potensi energi hijau yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 90 MW dan PLTMH 1,4 MW.
"Kita harus bareng-bareng mengawal ini," ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya kolaborasi lintas sektor, terutama dengan Kementerian Pertanian (Kementan), agar potensi pertanian yang muncul dari proyek ini bisa dimaksimalkan. Rencananya proses pengisian air (impounding) dilakukan awal 2026 agar jaringan irigasi bisa segera difungsikan.
Dalam kunjungan tersebut dilakukan juga penanaman pohon buah, seperti durian dan mangga, di kawasan hulu. Langkah ini dianggap penting sebagai penguat tanah sekaligus upaya pencegahan banjir dan longsor.
"Kita ajak petani mulai menanam tanaman yang lebih ramah terhadap kontur tanah," jelasnya.