Semarang (ANTARA) - Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. M. Syahduddi mengungkapkan hasil penyidikan kepolisian menduga adanya rapat konsolidasi penyusup aksi Hari Buruh yang berakhir rusuh di Kota Semarang yang digelar di ruang salah satu kampus di Ibu Kota Jawa Tengah, sehari sebelum kejadian.
Kapolrestabes M. Syahduddi di Semarang, Sabtu, mengatakan, terdapat rapat konsolidasi yang digelar pada Rabu (30/4), sehari menjelang digelar aksi memperingati Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Polisi sendiri telah menetapkan enam orang tersangka yang diduga sebagai perusuh saat peringatan Hari Buruh tersebut.
Menurut dia, dua dari enam tersangka tersebut mengikuti rapat konsolidasi yang menyepakati aksi yang bakal dilaksanakan setelah aksi para buruh serta menggunakan atribut hitam.
Ia menduga aksi yang dilakukan oleh kelompok dengan atribut hitam tersebut sejak awal akan menimbulkan kericuhan dan melawan petugas.
Dalam penyelidikan terhadap tersangka, lanjut dia, didapati juga sebuah grup di aplikasi WhatsApp yang diduga sebagai sarana berkomunikasi kelompok Anarko.
"Grup WA yang diduga kelompok Anarko yang berisi 18 anggota," katanya.
Polisi, kata dia, masih mendalami lebih lanjut para anggota yang berada dalam grup WA tersebut.
Ia juga menduga adanya indikasi pihak-pihak tertentu yang menggerakkan kelompok tersebut.
"Sedang kami kejar, dugaannya pihak di luar kelompok ini," katanya.
Ia juga menyebut adanya kesamaan kelompok Anarko yang diamankan dalam aksi buruh di Semarang dengan yang ada di daerah lain.
Sebelumnya, polisi membubarkan aksi memperingati Hari Buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, pada Kamis (1/5/2025) sore, setelah diduga muncul aksi provokasi oleh sekelompok massa berpakaian hitam di tengah para buruh.
Sekelompok orang berpakaian hitam kemudian ikut bergabung ke dalam massa aksi. Kericuhan pecah setelah kelompok buruh akan membubarkan diri setelah menyelesaikan aksi.