Semarang (ANTARA) - Pemahaman siswa terhadap konsep luas lingkaran sering kali menjadi tantangan, terutama bagi siswa kelas 6 yang sedang mempersiapkan diri untuk ujian akhir di SD. Materi ini membutuhkan pemahaman dasar matematika, seperti pemahaman tentang jari-jari, diameter, dan π (pi). SD Negeri Baros Mandiri 4 Cimahi* menemukan banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami cara menghitung luas lingkaran secara tepat dan mengingat rumus yang terkait.
Siswa kelas 6 di SD Negeri Baros Mandiri 4 menunjukkan beberapa permasalahan antara lain, beberapa siswa kesulitan memahami dan mengaplikasikan rumus L=πr2 untuk menghitung luas lingkaran, materi luas lingkaran sering dianggap sulit dan membosankan oleh siswa, serta minimnya interaksi dan diskusi: pembelajaran cenderung satu arah, sehingga siswa kurang aktif dan kurang memahami materi secara mendalam.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Lucky Taufik Sutrisno, Guru SD Negeri Baros Mandiri 4 menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dengan memanfaatkan permainan Snakes and Ladders. Permainan ini diubah untuk menyesuaikan materi luas lingkaran dengan memberikan soal-soal pada setiap kotak permainan. Setiap kelompok siswa melempar dadu, melangkah sesuai angka dadu, dan menjawab soal terkait luas lingkaran ketika berhenti di kotak tertentu.
“Tujuan dari penggunaan permainan ini adalah untuk memperkuat pemahaman konsep, yaitu membantu siswa menghafal rumus dan cara mengaplikasikannya dalam perhitungan; untuk meningkatkan antusiasme dan motivasi, artinya siswa lebih termotivasi belajar melalui aktivitas yang menyenangkan dan menantang; serta mendorong kolaborasi, yaitu melalui permainan kelompok, siswa saling membantu dan berdiskusi untuk memahami konsep luas lingkaran,” kata Lucky.
Untuk langkah-langkah pelaksanaan, lanjut Lucky, guru menyiapkan papan Snakes and Ladders yang telah dimodifikasi, dadu, dan kartu soal yang berisi pertanyaan terkait luas lingkaran.
Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa, dengan masing-masing anggota berperan dalam menjawab soal dan menghitung luas lingkaran berdasarkan soal yang diberikan.
Siswa melempar dadu dan melangkah sesuai angka yang diperoleh. Setiap kali mendarat di kotak tertentu, mereka harus menjawab soal yang berkaitan dengan luas lingkaran (misalnya, “Jika jari-jari lingkaran 7 cm, berapa luasnya?”).
Jika menjawab benar, siswa dapat melanjutkan permainan; jika salah, mereka harus mundur satu langkah. Setelah selesai, guru memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan hasil perhitungan mereka.
Guru memberikan penguatan materi dan menyelesaikan contoh soal bersama-sama untuk memastikan semua siswa memahami langkah-langkah perhitungan.
Siswa kelas 6, kata Lucky, merasakan pengalaman yang berbeda dan lebih menyenangkan dalam belajar matematika dengan media permainan serta ada peningkatan motivasi dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran. Para siswa terlihat lebih aktif, saling membantu, dan lebih tertarik pada materi luas lingkaran.
“Biasanya sulit untuk menghafal rumus, tapi melalui permainan ini jadi lebih mudah karena kami terus mempraktikkannya,” kata Khanza.
Untuk mengevaluasi efektivitas metode tersebut, tambah Lucky, dirinya memberikan beberapa soal latihan setelah sesi permainan selesai. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman siswa dalam menghitung luas lingkaran. Selain itu, terdapat peningkatan jumlah siswa yang dapat menjawab soal dengan benar dibandingkan sebelum metode permainan diterapkan serta evaluasi perlu tidaknya perbaikan atau penyesuaian pada metode pembelajaran.
“Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa sebesar 20 persen pada soal latihan pasca-permainan, siswa lebih aktif berdiskusi dalam kelompok, siswa memberikan umpan balik positif terhadap metode ini dan merasa lebih mudah memahami konsep luas lingkaran,” kata Lucky.
Penggunaan permainan Snakes and Ladders sebagai media pembelajaran matematika pada materi luas lingkaran, tambah dia, terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas 6 di SD Negeri Baros Mandiri 4. Metode tersebut tidak hanya membuat pembelajaran lebih menyenangkan tetapi juga mendorong kolaborasi antar siswa serta meningkatkan pemahaman konsep matematika secara lebih mendalam.
“Pengalaman positif ini, diharapkan metode serupa dapat digunakan untuk topik lain dalam matematika atau pelajaran lainnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa,” tutup Lucky.
*: Diseminasi Program Tanoto Foundation