Tegal (ANTARA) - Matematika sering dianggap sulit oleh murid, terutama di kelas akhir sekolah dasar. Banyak yang kesulitan memahami konsep dan menjawab pertanyaan, sehingga semangat belajar menurun dan tujuan pembelajaran sulit tercapai.
Salah satu materi yang paling menantang adalah rasio. Murid kerap kesulitan melihat rasio sebagai perbandingan dua besaran dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi ikut memperkuat hambatan ini.
Di SDN Pesayangan 02, Talang, Kabupaten Tegal, pembelajaran berbasis STEAM diterapkan dengan pendekatan pembelajaran mendalam.
Model ini merupakan implementasi pelatihan Program Literasi Numerasi Fasda Tanoto Foundation di Kabupaten Tegal, yang dijalankan oleh tim Lintang Edukasi.
Pendekatan tersebut menggabungkan permainan digital dan eksperimen sederhana agar konsep rasio menjadi konkret dan menyenangkan.
Melalui gim Wordwall “Open the Box”, murid bermain sambil belajar. Setiap kotak berisi soal penerapan rasio. Jika jawaban benar, kotak terbuka. Jika salah, kotak tetap terkunci.
Aktivitas ini menumbuhkan semangat dan rasa ingin tahu, membuat suasana kelas hidup dan menantang.
Setelah bermain gim, murid melakukan eksperimen pencampuran warna dalam kelompok. Mereka meneteskan warna dengan rasio berbeda, mengamati hasilnya, lalu mencatat temuan pada lembar kerja.
Dari kegiatan ini mereka menyimpulkan bahwa rasio tetesan yang berbeda menghasilkan warna yang berbeda pula. Konsep yang semula abstrak kini dapat dilihat, dibahas, dan disimpulkan secara nyata.
Pelaksanaan dimulai dengan observasi kemampuan awal murid, dilanjutkan membaca teks cerita yang relevan, penguatan konsep melalui Wordwall, eksperimen warna, presentasi hasil kelompok, lalu penarikan kesimpulan bersama.

Hasilnya terasa jelas. Pembelajaran menjadi lebih antusias dan menyenangkan. Murid lebih aktif, berani bertanya, serta memiliki rasa ingin tahu tinggi. Mereka juga mulai memahami penerapan rasio dalam berbagai situasi di sekitar mereka.
Kesan murid menguatkan hasil tersebut. Irma Khoirunnisa menyatakan bahwa pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
"Saya lebih fokus karena medianya menarik,” kata Faqih Syauqi Syafiq.
“Sekarang saya jadi lebih suka membaca dan berhitung untuk membandingkan benda-benda di sekitar,” tambah Athaleta Almeera.
Aspek yang masih perlu ditingkatkan adalah pengelolaan waktu agar seluruh rangkaian kegiatan berjalan sesuai rencana.
Meski begitu, hasil kelas menegaskan bahwa pendekatan STEAM yang dipadukan dengan pembelajaran mendalam mampu mengubah rasa takut menjadi semangat belajar. Matematika yang sebelumnya dianggap sulit kini hadir lebih dekat dan menarik bagi murid-murid SDN Pesayangan 02.
*Guru SDN Pesayangan 02, Talang, Kabupaten Tegal

