Rumah Pelita ajak anak stunting naik bus tingkat
Semarang (ANTARA) - Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor bagi Baduta (Rumah Pelita) Semarang mengajak anak-anak stunting yang selama ini dititipkan untuk berkeliling kota menggunakan bus wisata bertingkat
Pengasuh Rumah Pelita Manyaran Lana Muthia Thaher, di Semarang, Selasa, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian dari program tahunan Rumah Pelita.
"Jadi, awal 2024 Rumah Pelita telah merencanakan program tahunan berisi tema, salah satunya mengenai alat transportasi. Kami telah mengenalkan berbagai macam alat transportasi kepada anak-anak pada September-Oktober lalu," katanya.
Praktiknya baru terealisasi di November ini, kata dia, anak-anak stunting yang selama ini dititipkan di "daycare" tersebut diajak untuk menaiki bus wisata bertingkat Kota Semarang.
Selama ini, Pemerintah Kota Semarang mengoperasikan tiga bus wisata bertingkat yang masing-masing dinamai Denok, Kenang, dan Kuncung untuk melayani masyarakat maupun wisatawan yang ingin berkeliling kota.
"Yang ikut kegiatan ini seluruh balita di 10 'daycare' Rumah Pelita. Jumlahnya ada 119 balita. Saat ini sudah ada 11 Rumah Pelita yang tersebar di berbagai kecamatan. Yang ke-11 baru diresmikan Jumat (1/11) kemarin, jadi belum bisa ikut," katanya.
Karena banyaknya peserta, kata dia, pihaknya membagi pelaksanaan kegiatan "Outing Class" puncak tema alat transportasi itu dalam dua hari, yakni Selasa-Rabu (5-6/11).
Ia menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan agar anak bisa lebih mengenal alat transportasi yang tidak hanya bersifat teori, melainkan bisa langsung praktik dengan menaikinya.
"Kedua, membangun hubungan, 'chemistry' antara orang tua dan balita. Selama ini kan anak dititipkan di 'daycare'. Momentum ini jadi 'family gathering' bareng orang tua dan anak melakukan kegiatan bersama, serta menstimulasi perkembangan dan pemenuhan gizi," katanya.
Setelah puas berkeliling kota, Lana mengatakan anak-anak diajak makan siang bersama sebagai program pemberian makanan tambahan (PMT) yang selama ini dilakukan Rumah Pelita.
Bedanya, PMT kali ini dilakukan di luar "daycare" dan bersama-sama seluruh balita yang dititipkan Rumah Pelita, serta melibatkan peran serta orang tua masing-masing.
Sementara itu, Dwi Handayani, warga Kinibalu Semarang mengaku anaknya senang sekali bisa naik bus wisata bertingkat yang merupakan pengalaman pertamanya.
Dengan menaiki bus, kata dia, pembelajaran tidak hanya diberikan secara teori, melainkan juga secara praktik untuk pengalaman bagi anak-anak mengenai alat transportasi umum.
"Seneng banget ya anaknya. Ini adiknya juga pengen ikut. Saya juga menyambut baik program ini. Selama ini, anak saya yang besar (anak sulung) kan dititipkan di 'daycare' (Rumah Pelita) Mangunharjo. Dari jam 08.00-14.30 WIB," katanya.
Baca juga: Prakiraan cuaca Semarang hari ini
Pengasuh Rumah Pelita Manyaran Lana Muthia Thaher, di Semarang, Selasa, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan bagian dari program tahunan Rumah Pelita.
"Jadi, awal 2024 Rumah Pelita telah merencanakan program tahunan berisi tema, salah satunya mengenai alat transportasi. Kami telah mengenalkan berbagai macam alat transportasi kepada anak-anak pada September-Oktober lalu," katanya.
Praktiknya baru terealisasi di November ini, kata dia, anak-anak stunting yang selama ini dititipkan di "daycare" tersebut diajak untuk menaiki bus wisata bertingkat Kota Semarang.
Selama ini, Pemerintah Kota Semarang mengoperasikan tiga bus wisata bertingkat yang masing-masing dinamai Denok, Kenang, dan Kuncung untuk melayani masyarakat maupun wisatawan yang ingin berkeliling kota.
"Yang ikut kegiatan ini seluruh balita di 10 'daycare' Rumah Pelita. Jumlahnya ada 119 balita. Saat ini sudah ada 11 Rumah Pelita yang tersebar di berbagai kecamatan. Yang ke-11 baru diresmikan Jumat (1/11) kemarin, jadi belum bisa ikut," katanya.
Karena banyaknya peserta, kata dia, pihaknya membagi pelaksanaan kegiatan "Outing Class" puncak tema alat transportasi itu dalam dua hari, yakni Selasa-Rabu (5-6/11).
Ia menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan agar anak bisa lebih mengenal alat transportasi yang tidak hanya bersifat teori, melainkan bisa langsung praktik dengan menaikinya.
"Kedua, membangun hubungan, 'chemistry' antara orang tua dan balita. Selama ini kan anak dititipkan di 'daycare'. Momentum ini jadi 'family gathering' bareng orang tua dan anak melakukan kegiatan bersama, serta menstimulasi perkembangan dan pemenuhan gizi," katanya.
Setelah puas berkeliling kota, Lana mengatakan anak-anak diajak makan siang bersama sebagai program pemberian makanan tambahan (PMT) yang selama ini dilakukan Rumah Pelita.
Bedanya, PMT kali ini dilakukan di luar "daycare" dan bersama-sama seluruh balita yang dititipkan Rumah Pelita, serta melibatkan peran serta orang tua masing-masing.
Sementara itu, Dwi Handayani, warga Kinibalu Semarang mengaku anaknya senang sekali bisa naik bus wisata bertingkat yang merupakan pengalaman pertamanya.
Dengan menaiki bus, kata dia, pembelajaran tidak hanya diberikan secara teori, melainkan juga secara praktik untuk pengalaman bagi anak-anak mengenai alat transportasi umum.
"Seneng banget ya anaknya. Ini adiknya juga pengen ikut. Saya juga menyambut baik program ini. Selama ini, anak saya yang besar (anak sulung) kan dititipkan di 'daycare' (Rumah Pelita) Mangunharjo. Dari jam 08.00-14.30 WIB," katanya.
Baca juga: Prakiraan cuaca Semarang hari ini