BPBD Boyolali imbau warga tingkatkan kewaspadaan dampak erupsi Merapi
Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Merapi mewaspadai dampak erupsi gunung berapi itu untuk menekan risiko kebencanaan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali Suratno di Boyolali, Senin, mengatakan erupsi Merapi pada Minggu(21/1), pukul 14.12 WIB, mengakibatkan hujan abu vulkanik di daerah setempat.
Namun, kondisi Senin ini, aktivitas masyarakat setempat sudah seperti hari-hari biasa. Setelah hujan abu pada Minggu (21/11), daerah setempat turun hujan. Kondisi jalan dan tempat-tempat lain telah bersih dari abu akibat hujan tersebut.
Khusus untuk warga tiga desa di Kecamatan Selo, yakni Tlogolele, Klakah, dan Jrakah, yang masuk kawasan rawan bencana erupsi Merapi, ia mengimbau mereka tetap menaati rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Hingga saat ini, status aktivitas vulkanik Merapi yang wilayahnya meliputi sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta itu, masih level III atau siaga.
Dia mengharapkan semua elemen masyarakat menjauhi kawasan rawan bencana erupsi Merapi, sesuai rekomendasi BPPTKG.
Selain itu, katanya, tim siaga desa dan masyarakat bersama-sama mengaktifkan kembali serta meningkatkan kualitas ronda, terutama di kawasan rawan bencana erupsi.
Apabila ada informasi terbaru terkait dengan aktivitas Merapi yang berpotensi membahayakan keselamatan warga, katanya, mereka harus siap melakukan evakuasi secara mandiri, sebelum evakuasi dilakukan berbagai pihak terkait.
BPBD setempat secara periodik melakukan pemantauan terhadap kesiapan infrastruktur dan rambu-rambu jalur evakuasi, termasuk Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) Desa Tlogolele.
Pihaknya juga membangun komunikasi dengan pihak "Desa Bersaudara" sebagai penyangga apabila sewaktu-waktu warga dari desa-desa di kawasan rawan bencana erupsi dievakuasi ke "Desa Bersaudara" yang telah disiapkan.
"Status Gunung Merapi kini masih di level siaga III, apabila terjadi pembaruan kondisi mengubah status akan diberikan informasi kepada masyarakat," katanya.
Terkait dengan dampak musim hujan saat ini, pihaknya juga mengingatkan warga mewaspadai potensi banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Angin kencang beberapa waktu lalu, telah mengakibatkan banyak pohon tumbang menimpa rumah warga dan menutup akses jalan antar-pedukuhan serta jalan utama di wilayah itu.
Selain itu, tanah longsor di Dukuh Tritis, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, beberapa waktu lalu, memutus akses jalur Solo-Selo-Borobudur dari Solo ke Magelang maupun sebaliknya.
"Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan, dan kehati-hatian, karena Boyolali merupakan banyak bencana yang dapat saja terjadi, termasuk erupsi Gunung Merapi," kata dia.
Baca juga: Merapi erupsi, Boyolali dilanda hujan abu tipis
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali Suratno di Boyolali, Senin, mengatakan erupsi Merapi pada Minggu(21/1), pukul 14.12 WIB, mengakibatkan hujan abu vulkanik di daerah setempat.
Namun, kondisi Senin ini, aktivitas masyarakat setempat sudah seperti hari-hari biasa. Setelah hujan abu pada Minggu (21/11), daerah setempat turun hujan. Kondisi jalan dan tempat-tempat lain telah bersih dari abu akibat hujan tersebut.
Khusus untuk warga tiga desa di Kecamatan Selo, yakni Tlogolele, Klakah, dan Jrakah, yang masuk kawasan rawan bencana erupsi Merapi, ia mengimbau mereka tetap menaati rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Hingga saat ini, status aktivitas vulkanik Merapi yang wilayahnya meliputi sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta itu, masih level III atau siaga.
Dia mengharapkan semua elemen masyarakat menjauhi kawasan rawan bencana erupsi Merapi, sesuai rekomendasi BPPTKG.
Selain itu, katanya, tim siaga desa dan masyarakat bersama-sama mengaktifkan kembali serta meningkatkan kualitas ronda, terutama di kawasan rawan bencana erupsi.
Apabila ada informasi terbaru terkait dengan aktivitas Merapi yang berpotensi membahayakan keselamatan warga, katanya, mereka harus siap melakukan evakuasi secara mandiri, sebelum evakuasi dilakukan berbagai pihak terkait.
BPBD setempat secara periodik melakukan pemantauan terhadap kesiapan infrastruktur dan rambu-rambu jalur evakuasi, termasuk Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) Desa Tlogolele.
Pihaknya juga membangun komunikasi dengan pihak "Desa Bersaudara" sebagai penyangga apabila sewaktu-waktu warga dari desa-desa di kawasan rawan bencana erupsi dievakuasi ke "Desa Bersaudara" yang telah disiapkan.
"Status Gunung Merapi kini masih di level siaga III, apabila terjadi pembaruan kondisi mengubah status akan diberikan informasi kepada masyarakat," katanya.
Terkait dengan dampak musim hujan saat ini, pihaknya juga mengingatkan warga mewaspadai potensi banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Angin kencang beberapa waktu lalu, telah mengakibatkan banyak pohon tumbang menimpa rumah warga dan menutup akses jalan antar-pedukuhan serta jalan utama di wilayah itu.
Selain itu, tanah longsor di Dukuh Tritis, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, beberapa waktu lalu, memutus akses jalur Solo-Selo-Borobudur dari Solo ke Magelang maupun sebaliknya.
"Kami mengimbau masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan, dan kehati-hatian, karena Boyolali merupakan banyak bencana yang dapat saja terjadi, termasuk erupsi Gunung Merapi," kata dia.
Baca juga: Merapi erupsi, Boyolali dilanda hujan abu tipis