Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat ini mulai menaikkan harga jual tahu maupun tempe, menyusul tingginya harga jual kedelai impor sebagai bahan baku utama untuk membuat tahu maupun tempe.
"Harga jual tahu sudah naik sejak dua pekan sebelumnya, lantaran harga jual kedelai mencapai Rp13.200 per kilogram," kata Rusmiati, salah satu penjual tahu sekaligus perajin tahu asal Desa Sunggingan, Kecamatan Kota, Kudus, Kamis.
Harga jual tahu per papan awalnya hanya Rp32.000, namun karena harga bahan bakunya juga naik akhirnya naik menjadi Rp35.000 per papan.
Meskipun ada kenaikan harga jual kedelai akibat kenaikan harga bahan baku, produksinya masih stabil karena permintaan juga masih cukup stabil karena rata-rata per hari bisa mencapai 100 ember dengan isi per ember 150 potong tahu ukuran besar.
Harga jual tempe juga ada penyesuaian dengan kenaikan harga jual kedelai. Jika sebelumnya dengan uang Rp4.000 bisa membeli tempe berukuran 25 sentimeter, kini ukuran berkurang menjadi 20-an cm.
Suntono, salah satu produsen tempe di Kecamatan Jati mengakui belum berniat menaikkan harga jual tempe karena masih melihat perkembangan harga jual kedelainya.
Ia mengakui sebelumnya masih mendapatkan harga kedelai Rp13.500/kg, sedangkan saat ini sudah naik lagi menjadi Rp13.800/kg.
"Jika masih bertahan tinggi, tentunya harganya akan dinaikkan 16 persen dari harga jual sebelumnya," ujarnya.
Kapasitas produksi setiap harinya, diakui masih stabil dengan kebutuhan bahan baku kedelai hingga 150 kuintal. Namun, ketika permintaan lesu dan harga jual kedelai masih tinggi tentunya akan disesuaikan permintaan.
Baca juga: Siswa TK di Kudus belajar mitigasi bencana
Baca juga: Penyaluran BLT buruh rokok di Kudus mencapai 44,43 persen
Baca juga: Ribuan pendaftar audisi bulu tangkis di Kudus
Baca juga: Siswa TK di Kudus belajar mitigasi bencana
Baca juga: Penyaluran BLT buruh rokok di Kudus mencapai 44,43 persen
Baca juga: Ribuan pendaftar audisi bulu tangkis di Kudus