Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, terus menggencarkan edukasi penerapan standar industri hijau, khususnya pada para pelaku usaha batik, agar mengelola sisa limbah dengan baik atau dibuang pada tempatnya.
Wakil Wali Kota Pekalongan Balgis Diab di Pekalongan, Selasa, mengatakan pemerintah akan terus mendorong pelaku industri batik untuk tidak hanya menghasilkan produk yang indah dan bernilai seni tinggi saja, tetapi juga agar memperhatikan keberlanjutan lingkungan dalam proses produksinya.
"Standar industri hijau ini diharapkan agar batik tidak hanya indah rupanya saja, tetapi prosesnya juga tidak mencemari lingkungan," katanya.
Menurut dia, apabila proses produksi batik di daerah telah menerapkan prinsip ramah lingkungan, maka produk batik lokal akan lebih mudah menembus pasar internasional.
"Jika batik ini ramah lingkungan, maka akan lebih mudah menembus pasar internasional. Kami berharap para peserta yang telah mendapatkan pelatihan dapat menjadi duta industri hijau yang menularkan semangat dan pengetahuannya kepada pelaku batik lainnya," kata Balgis.
Balgis mengatakan pemerintah berupaya menyempurnakan penerapan standar industri hijau agar bisa menjadi contoh bagi industri kecil menengah lainnya dan keberlanjutan agar batik bisa terus berkembang tanpa merusak lingkungan.
"Kami tidak mungkin bisa melatih semua pelaku IKM (Industri Kecil dan Menengah) sehingga dipilih perwakilan yang sudah berpengalaman. Nantinya, kami berharap mereka bisa membantu pelaku usaha lainnya agar sama-sama menerapkan standar industri hijau," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Pekalongan Betty Dahfiani Dahlan mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan program penguatan daya saing industri batik melalui penerapan standar industri hijau yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
"Kami berharap pelaku usaha batik memahami standar-standar industri hijau yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Pemkot berkomitmen untuk menjadikan industri batik tidak hanya unggul secara ekonomi dan budaya, tetapi juga berkelanjutan dari sisi lingkungan," katanya.
Baca juga: Pekalongan-Belanda luncurkan program desain batik ramah lingkungan

