Api Abadi Mrapen Grobogan, penyulut semangat ASEAN Para Games 2022
Grobogan (ANTARA) - Api Abadi Mrapen yang ada di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, merupakan fenomena geologi berupa keluarnya gas alam yang tersulut api sehingga muncul dan menyala hingga tidak pernah padam saat hujan sekalipun.
Berdasarkan sejarah, munculnya api abadi Mrapen berawal dari perjalanan Sunan Kalijaga ketika ekspedisi boyongan untuk membangun Masjid Agung Demak usai Kerajaan Majapahit ditaklukkan Kesultanan Demak Bintoro pada tahun 1.500-1.518 Masehi. Ketika sampai di Desa Manggarmas mereka beristirahat.
Ketika membutuhkan air minum untuk para prajurit, Sunan Kalijaga menancapkan tongkat ke tanah.Namun yang muncul justru api yang dikenal Api Abadi Mrapen. Kemudian saat Sunan Kalijaga menancapkan tongkat kembali ke tanah di lokasi berbeda, muncul sumber air yang saat ini dikenal dengan Sendang Dudo. Dua kisah itulah yang melatarbelakangi Api Abadi Mrapen.
"Api Abadi Mrapen tersebut, juga kerap menjadi sumber api obor untuk agenda olahraga baik tingkat nasional maupun internasional," kata Staf Tenaga Teknis Kegiatan Umum Api Abadi Mrapen Grobogan Annas Rofiqi di Grobogan.
Berdasarkan monumen yang ada di sekitar api abadi Mrapen, pertama kali dimanfaatkan untuk menyalakan obor Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO) tahun 1963.
Kemudian penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) X Jakarta 1981 juga mengambil api dari tempat tersebut. Dilanjutkan pada perhelatan PON XIV tahun 1996 menyalakan obornya dari Api Abadi Mrapen.
Berikutnya ada Asian Games 2018 dan yang terbaru saat kirab obor ASEAN Para Games Solo 2022 juga diambilkan dari Api Abadi Mrapen Grobogan pada Sabtu (23/7).
ASEAN Para Games Solo 2022 tersebut, diikuti 11 negara yang terletak di Asia Tenggara. Di antaranya, Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Kamboja, Myanmar, Timor Leste, Brunei, Laos, Vietnam, dan tuan rumah Indonesia.
Kirab obor ASEAN Para Games Solo 2022 dimulai Sabtu (23/7) dan diharapkan tiba di Solo sebagai tempat pembukaan pada Minggu (24/7).
Sementara pembawa kirab obor dipercayakan kepada atlet renang asal Kabupaten Grobogan, Solikhan yang meraih medali emas di ajang Pekan Paralimpic Provinsi (Peparprov) Provinsi Jateng 2018. Kehadirannya diharapkan menjadi penyemangat atlet Tanah Air untuk bisa meraih prestasi membanggakan.
Direktur III Bidang Pendukung Pertandingan Indonesia National Paralympic Organization Comittee (INASPOC) Hendri Oka menjelaskan kirab obor ASEAN Para Games Solo tersebut melintasi empat kota.
Di antaranya setelah dilakukan pengambilan api obor dari Desa Manggarmas, Kabupaten Grobogan, kemudian menuju Kota Semarang, Boyolali, Karanganyar dan berakhir di Kota Surakarta.
Pelaksanaan ASEAN Para Games Solo dijadwalkan mulai 30 Juli hingga 6 Agustus 2022. Sedangkan pesertanya sekitar 1.864 atlet dan ofisial dari 11 negara.
Sementara jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan ada 14 cabor, mulai dari atletik, boccia, panahan, judo, angkat berat, renang, tenis meja, tenis lapangan, catur, goalball, bulu tangkis, sepak bola celebral palsy (CP), basket, hingga voli duduk.
Dimiliki Warga Sekitar
Api Abadi Mrapen semakin dikenal karena setiap perhelatan olahraga resmi, kirab obornya menggunakan Api Abadi Mrapen tersebut.
Sebelum dikelola pemerintah, lahan Api Abadi Mrapen yang ada di Desa Manggarmas tersebut dimiliki warga setempat.
Warga tersebut, menurut Annas, merupakan utusan dari Kesultanan Demak untuk menjaga dan merawat api abadi serta batu seberat 20 kilogram yang tidak sempat dibawa oleh Sunan Kalijaga yang saat ini dikenal dengan batu bobot.
Setelah pemiliknya meninggal dunia, kemudian para ahli warisnya sepakat menjual sebagian dari lahan seluas 8.000 meter persegi kepada pemerintah pada tahun 2012. Setelah lahan seluas 6.000 meter persegi dibeli pemerintah, ahli warisnya kini menempati lahan seluas 2.000 meter persegi yang lokasinya juga bersebelahan dengan Api Abadi Mrapen.
Penampilan kawasan Api Abadi Mrapen saat ini juga lebih menarik setelah dikelola oleh Pemprov Jateng. Mulai dari lokasi api abadi yang tampil tertata dan di belakangnya juga terdapat tembok yang dilengkapi tulisan "Api Abadi Mrapen" sehingga setiap pengunjung bisa berswafoto karena cukup "instagramable".
Bagi pengunjung yang ingin mengetahui agenda olahraga tingkat nasional hingga dunia yang memanfaatkan api abadi tersebut, cukup melihat monumen yang ada kawasan tersebut terdapat penjelasan kegiatan olahraga beserta tahun pelaksanaannya.
Melalui tempat tersebut, tentunya cukup banyak momen penting dan bersejarah, demikian pula ASEAN Para Games 2022 yang diselenggarakan di Provinsi Jateng, tepatnya di Solo, Sukoharjo, Karanganyar dan Semarang.
Api sebagai simbol semangat para atlet ASEAN Para Games, terasa beroleh sumber yang alami karena diambil dari sumbernya yang alami dan memiliki nilai kesejarahan di Mrapen.
Semangat para atlet ASEAN Para Games dari Tanah Air tentunya juga terus berkobar tanpa henti, seakan Api Abadi Mrapen yang tidak kenal padam saat musim hujan sekalipun, guna meraih prestasi untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. ***3***
Berdasarkan sejarah, munculnya api abadi Mrapen berawal dari perjalanan Sunan Kalijaga ketika ekspedisi boyongan untuk membangun Masjid Agung Demak usai Kerajaan Majapahit ditaklukkan Kesultanan Demak Bintoro pada tahun 1.500-1.518 Masehi. Ketika sampai di Desa Manggarmas mereka beristirahat.
Ketika membutuhkan air minum untuk para prajurit, Sunan Kalijaga menancapkan tongkat ke tanah.Namun yang muncul justru api yang dikenal Api Abadi Mrapen. Kemudian saat Sunan Kalijaga menancapkan tongkat kembali ke tanah di lokasi berbeda, muncul sumber air yang saat ini dikenal dengan Sendang Dudo. Dua kisah itulah yang melatarbelakangi Api Abadi Mrapen.
"Api Abadi Mrapen tersebut, juga kerap menjadi sumber api obor untuk agenda olahraga baik tingkat nasional maupun internasional," kata Staf Tenaga Teknis Kegiatan Umum Api Abadi Mrapen Grobogan Annas Rofiqi di Grobogan.
Berdasarkan monumen yang ada di sekitar api abadi Mrapen, pertama kali dimanfaatkan untuk menyalakan obor Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO) tahun 1963.
Kemudian penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) X Jakarta 1981 juga mengambil api dari tempat tersebut. Dilanjutkan pada perhelatan PON XIV tahun 1996 menyalakan obornya dari Api Abadi Mrapen.
Berikutnya ada Asian Games 2018 dan yang terbaru saat kirab obor ASEAN Para Games Solo 2022 juga diambilkan dari Api Abadi Mrapen Grobogan pada Sabtu (23/7).
ASEAN Para Games Solo 2022 tersebut, diikuti 11 negara yang terletak di Asia Tenggara. Di antaranya, Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Kamboja, Myanmar, Timor Leste, Brunei, Laos, Vietnam, dan tuan rumah Indonesia.
Kirab obor ASEAN Para Games Solo 2022 dimulai Sabtu (23/7) dan diharapkan tiba di Solo sebagai tempat pembukaan pada Minggu (24/7).
Sementara pembawa kirab obor dipercayakan kepada atlet renang asal Kabupaten Grobogan, Solikhan yang meraih medali emas di ajang Pekan Paralimpic Provinsi (Peparprov) Provinsi Jateng 2018. Kehadirannya diharapkan menjadi penyemangat atlet Tanah Air untuk bisa meraih prestasi membanggakan.
Direktur III Bidang Pendukung Pertandingan Indonesia National Paralympic Organization Comittee (INASPOC) Hendri Oka menjelaskan kirab obor ASEAN Para Games Solo tersebut melintasi empat kota.
Di antaranya setelah dilakukan pengambilan api obor dari Desa Manggarmas, Kabupaten Grobogan, kemudian menuju Kota Semarang, Boyolali, Karanganyar dan berakhir di Kota Surakarta.
Pelaksanaan ASEAN Para Games Solo dijadwalkan mulai 30 Juli hingga 6 Agustus 2022. Sedangkan pesertanya sekitar 1.864 atlet dan ofisial dari 11 negara.
Sementara jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan ada 14 cabor, mulai dari atletik, boccia, panahan, judo, angkat berat, renang, tenis meja, tenis lapangan, catur, goalball, bulu tangkis, sepak bola celebral palsy (CP), basket, hingga voli duduk.
Dimiliki Warga Sekitar
Api Abadi Mrapen semakin dikenal karena setiap perhelatan olahraga resmi, kirab obornya menggunakan Api Abadi Mrapen tersebut.
Sebelum dikelola pemerintah, lahan Api Abadi Mrapen yang ada di Desa Manggarmas tersebut dimiliki warga setempat.
Warga tersebut, menurut Annas, merupakan utusan dari Kesultanan Demak untuk menjaga dan merawat api abadi serta batu seberat 20 kilogram yang tidak sempat dibawa oleh Sunan Kalijaga yang saat ini dikenal dengan batu bobot.
Setelah pemiliknya meninggal dunia, kemudian para ahli warisnya sepakat menjual sebagian dari lahan seluas 8.000 meter persegi kepada pemerintah pada tahun 2012. Setelah lahan seluas 6.000 meter persegi dibeli pemerintah, ahli warisnya kini menempati lahan seluas 2.000 meter persegi yang lokasinya juga bersebelahan dengan Api Abadi Mrapen.
Penampilan kawasan Api Abadi Mrapen saat ini juga lebih menarik setelah dikelola oleh Pemprov Jateng. Mulai dari lokasi api abadi yang tampil tertata dan di belakangnya juga terdapat tembok yang dilengkapi tulisan "Api Abadi Mrapen" sehingga setiap pengunjung bisa berswafoto karena cukup "instagramable".
Bagi pengunjung yang ingin mengetahui agenda olahraga tingkat nasional hingga dunia yang memanfaatkan api abadi tersebut, cukup melihat monumen yang ada kawasan tersebut terdapat penjelasan kegiatan olahraga beserta tahun pelaksanaannya.
Melalui tempat tersebut, tentunya cukup banyak momen penting dan bersejarah, demikian pula ASEAN Para Games 2022 yang diselenggarakan di Provinsi Jateng, tepatnya di Solo, Sukoharjo, Karanganyar dan Semarang.
Api sebagai simbol semangat para atlet ASEAN Para Games, terasa beroleh sumber yang alami karena diambil dari sumbernya yang alami dan memiliki nilai kesejarahan di Mrapen.
Semangat para atlet ASEAN Para Games dari Tanah Air tentunya juga terus berkobar tanpa henti, seakan Api Abadi Mrapen yang tidak kenal padam saat musim hujan sekalipun, guna meraih prestasi untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. ***3***