Batang (ANTARA) - Pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo untuk menyambut relokasi investasi asing, kini memasuki tahap pembuatan rencana induk, kata Bupati Batang Wihaji.
"Pemkab terus berkoordinasi dengan kementerian terkait karena ini perintah Presiden. Progres saat ini sudah masuk dalam tahap pembuatan rencana induk," katanya usai rapat dengan sejumlah kementerian secara daring di Batang, Rabu.
Menurut dia, pemkab terus melakukan percepatan pembangunan KIT sesuai tugas dan fungsinya karena tahap pembangunan kawasan industri ini harus sudah dimulai awal 2021.
Pada awal pembangunan KIT, kata dia, pemkab telah menyediakan lahan milik PT Perkebunan Nusantara IX seluas 4.000 hektare namun untuk percepatan kawasan industri akan dikembangkan seluas 450 hektare.
"Lahan seluas 450 hektare itu akan dibagi sesuai zona berdasarkan klater investor seperti klaster Amerika, Jepang, Taiwan, Korea, dan Cina. Hal ini, untuk mengetahui distribusi energi listrik, air, gas, dan lainnya yang dibutuhkan," katanya.
Baca juga: Legislator: Pembangunan KIT Batang harus serap tenaga kerja setempat
Terkait masalah perizinan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) KIT, kata dia, pemkab memperkirakan dalam jangka enam bulan sudah selesai.
"Masalah amdal, kami (urus) sambil jalan. Dalam jangka waktu kurang dari enam bulan, saya kira sudah selesai dan tidak ada masalah sepanjang semuanya sesuai kultur dan aturan," katanya.
Wihaji mengatakan Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Batang ini diharapkan oleh Pemerintah Pusat dapat menjadi solusi untuk mengundang banyak investor dari luar negeri.
"Ada tiga investor asing yang sudah pasti di KIT Batang. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, perusahaan itu antara lain LG, Panasonic, dan tidak menutup kemungkinan juga ada penanaman modal dalam negeri (PMDN)," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang siap padukan kawasan industri dengan TOD
Baca juga: Industri Batang jadi penguatan industri Indonesia