Mahasiswa UNS ciptakan aplikasi "Tuker Sampah"
Tujuan aplikasi ini untuk bisa mengolah sampah agar tidak menjadi residu...
Solo (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan aplikasi "Tuker Sampah" sebagai solusi permasalahan sampah yang saat ini masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia.
"Tujuan aplikasi ini untuk bisa mengolah sampah agar tidak menjadi residu. Kami ingin ada mekanisme yang bisa mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai," kata salah satu anggota tim penemu aplikasi itu Nur Hijrah Assalam Al-Ihsan di Solo, Jawa Tengah, Rabu.
Mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS ini mengatakan saat ini permasalahan sampah di Indonesia belum terkelola dengan baik sehingga perlu adanya solusi, salah satunya melalui aplikasi tersebut.
Baca juga: Ceko tawarkan pengelolaan sampah ala London ke Jateng
"Nantinya, aplikasi 'Tuker Sampah' ini akan memanfaatkan tempat-tempat pengumpulan sampah agar dapat menampung sampah yang dikumpulkan oleh para pengguna aplikasi," katanya.
Selanjutnya, dikatakannya, sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan tersebut akan diakumulasikan dalam bentuk poin.
"Jadi 'user' menggunakan aplikasi ini untuk selanjutnya mereka membawa sampah yang mereka miliki ke tempat pengelolaan sampah. Nanti ada salah satu tempat buat penukaran sampah, kemudian tinggal menghitung jumlah sampahnya itu ada berapa poin," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas bangun pusat daur ulang kurangi sampah
Menurut dia, poin tersebut akan masuk ke akun "user" dan dapat ditukarkan dengan jasa pelayanan kesehatan, uang tunai, bibit pohon, dan donasi.
Ia mengatakan pada aplikasi tersebut juga tercantum kategori sampah yang jumlahnya ada empat jenis, yaitu sampah plastik, kertas, metal, dan kaca.
Atas aplikasi ciptaannya ini, Nur dengan empat rekan yang lain, yaitu Muhammad Tema Rizan Mumtaza dari Prodi Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Intan Wahyu Ningsih asal Prodi Fisika FMIPA, Sada Nada Hidayatus Sangadah asal Prodi Fisika FMIPA, dan Mochammad Nibraasuddin asal Prodi Informatika FMIPA berhasil meraih medali perunggu pada ajang "Advanced Innovation Jam (AI-JAM) Japan" 2019 yang digelar di Accenture Innovation Hub Tokyo beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pemkab Batang: Sungai bukan tempat buang sampah
Ketua tim, Intan Wahyu Ningsih mengatakan aplikasi tersebut tidak hanya akan berhenti di sini. Ia dengan anggota tim yang lain berencana untuk menyempurnakan aplikasi yang mereka buat.
"Kami juga memiliki harapan besar agar aplikasi 'Tuker Sampah' ini bisa mendapatkan suntikan dana dari investor sehingga bisa terus dikembangkan," katanya.
Baca juga: Karding serahkan bantuan sepeda motor sampah di Temanggung
Baca juga: Warga Mustikaya bayar PBB pakai sampah
"Tujuan aplikasi ini untuk bisa mengolah sampah agar tidak menjadi residu. Kami ingin ada mekanisme yang bisa mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai," kata salah satu anggota tim penemu aplikasi itu Nur Hijrah Assalam Al-Ihsan di Solo, Jawa Tengah, Rabu.
Mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS ini mengatakan saat ini permasalahan sampah di Indonesia belum terkelola dengan baik sehingga perlu adanya solusi, salah satunya melalui aplikasi tersebut.
Baca juga: Ceko tawarkan pengelolaan sampah ala London ke Jateng
"Nantinya, aplikasi 'Tuker Sampah' ini akan memanfaatkan tempat-tempat pengumpulan sampah agar dapat menampung sampah yang dikumpulkan oleh para pengguna aplikasi," katanya.
Selanjutnya, dikatakannya, sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan tersebut akan diakumulasikan dalam bentuk poin.
"Jadi 'user' menggunakan aplikasi ini untuk selanjutnya mereka membawa sampah yang mereka miliki ke tempat pengelolaan sampah. Nanti ada salah satu tempat buat penukaran sampah, kemudian tinggal menghitung jumlah sampahnya itu ada berapa poin," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas bangun pusat daur ulang kurangi sampah
Menurut dia, poin tersebut akan masuk ke akun "user" dan dapat ditukarkan dengan jasa pelayanan kesehatan, uang tunai, bibit pohon, dan donasi.
Ia mengatakan pada aplikasi tersebut juga tercantum kategori sampah yang jumlahnya ada empat jenis, yaitu sampah plastik, kertas, metal, dan kaca.
Atas aplikasi ciptaannya ini, Nur dengan empat rekan yang lain, yaitu Muhammad Tema Rizan Mumtaza dari Prodi Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Intan Wahyu Ningsih asal Prodi Fisika FMIPA, Sada Nada Hidayatus Sangadah asal Prodi Fisika FMIPA, dan Mochammad Nibraasuddin asal Prodi Informatika FMIPA berhasil meraih medali perunggu pada ajang "Advanced Innovation Jam (AI-JAM) Japan" 2019 yang digelar di Accenture Innovation Hub Tokyo beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pemkab Batang: Sungai bukan tempat buang sampah
Ketua tim, Intan Wahyu Ningsih mengatakan aplikasi tersebut tidak hanya akan berhenti di sini. Ia dengan anggota tim yang lain berencana untuk menyempurnakan aplikasi yang mereka buat.
"Kami juga memiliki harapan besar agar aplikasi 'Tuker Sampah' ini bisa mendapatkan suntikan dana dari investor sehingga bisa terus dikembangkan," katanya.
Baca juga: Karding serahkan bantuan sepeda motor sampah di Temanggung
Baca juga: Warga Mustikaya bayar PBB pakai sampah