Banjarnegara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, mengimbau warga di wilayah setempat untuk mewaspadai terjadinya kebakaran hutan atau lahan.
"Waspadai kebakaran hutan dan lahan, segera laporkan kepada BPBD atau melakukan penanganan dini apabila ada tanda-tanda kebakaran kecil di area hutan atau lahan kering," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman, di Banjarnegara, Selasa.
Dia mengingatkan warga yang tinggal di sekitar hutan atau lahan kering untuk tidak melakukan pembakaran daun dan ranting di area hutan dan lahan kering.
"Masyarakat juga tidak boleh membuang puntung sisa rokok sembarangan. Selain itu, masyarakat diimbau segera memastikan apabila terjadi kebakaran hutan atau lahan di wilayahnya," katanya.
Dia menyampaikan hal tersebut menyusul terjadinya kebakaran hutan di sebelah Utara Dusun Pesayangan, Desa Penanggungan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara pada Minggu (11/8).
"Kronologi kejadian masyarakat melihat asap tebal di hutan lindung sebelah Utara kampung mereka, namun masih menganggap biasa dan tidak ada yang mengecek sehingga api membesar dan kurang lebih dua hektare area hutan terbakar. Diperkirakan jarak dari kampung sekitar tiga kilometer," katanya.
Baca juga: Kebakaran hutan di lereng Sumbing berhasil dijinakkan
Pada saat ini, kata dia, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa curah hujan di Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya dalam kategori rendah hingga bulan September 2019 mendatang.
"Curah hujan dalam kriteria rendah yakni di bawah 10 milimeter per dasarian," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi .
Setyoajie menambahkan, Banjarnegara telah memasuki puncak musim kemarau sejak awal Agustus 2019.
"Pada saat ini sudah masuk puncak musim kemarau sehingga peluang hujan juga dalam kategori rendah," katanya.
Untuk itu, kata dia, BMKG kembali mengimbau masyarakat di wilayah setempat untuk mewaspadai dampak kekeringan seperti krisis air bersih dan kebakatan hutan atau lahan.
"Waspadai dampak kekeringan, karena daerah dengan peluang hujan rendah berpotensi terjadi kekeringan," katanya.
BMKG, kata dia, kembali mengimbau masyarakat untuk bijak dan hemat dalam menggunakan air bersih sebagai salah satu upaya mengantisipasi kekeringan.
Baca juga: Hindari dampak buruk kabut asap, pelajar di Palangka Raya diliburkan
Baca juga: BPBD Banyumas ingatkan masyarakat waspadai kebakaran lahan