Pemerintah lanjutkan program Upsus Siwab pada 2018
Boyolali (Antaranews Jateng) - Pemerintah melanjutkan kembali kegiatan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) pada 2018, untuk percepatan pencapaian target kelahiran sapi dan kerbau secara masif dan serentak guna percepatan peningkatan populasi ternak.
"Dengan upaya khusus ini, sapi/kerbau betina produktif milik peternak saatnya kawin harus dikawinkan, utamanya melalui sistem perkawinan Inseminasi Buatan (IB), kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita disela kunjungan kerja ke Kelompok Tani Ternak (KTT) Subur, di Desa Kedungdowo, Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Selasa.
Menurut dia kegiatan IB merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang menjadi pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi.
Kegiatan ini, tambahnya, berupa penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak.
Dia mengatakan pada 2017 capaian kinerja UPSUS SIWAB dinilai cukup berhasil. Untuk pelayanan IB dari Januari 2017 hingga Maret 2018 telah terealisasi sebanyak 4.905.881 ekor, sedangkan sapi dalam kondisi bunting sebanyak 2.186.892 ekor. Dan, kelahiran ternak hingga Maret 2018 ini, sebanyak 1.051.688 ekor.
Menurut dia, untuk capaian kinerja UPSUS SIWAB pada Januari hingga Maret 2018, yakni sebanyak 929.411 ekor atau 123,92 persen dari target IB 750.000 ekor.
Raihan untuk kebuntingan sebanyak 294.774 ekor atau 65,7 persen dari target 448.689 ekor, sedangkan pedet yang lahir sebanyak 140.553 ekor atau 31,87 persen dari target 440.997 ekor.
"Semua kegiatan UPSUS SIWAB dilakukan oleh petugas di lapangan langsung dilaporkan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terintegrasi (ISIKHNAS). Semua data hasil pelayanan petugas di lapangan dapat langsung dipantau oleh semua pemangku kepentingan," katanya.
Pihaknya sangat mengapresiasi usaha-usaha yang telah dilakukan oleh KTT Subur di Boyolali untuk mensejahterakan anggotanya. Pihaknya berharap ke depannya kelompok peternak itu, tidak hanya bergerak pada pengembangan peternakan sapi, tetapi bisa berkembang dengan memanfaatkan limbah peternakan.
Menurut Kepala Seksi Pembibitan, Bidang Produksi, Disnakkan Boyolali, Sugiyono, petugas inseminator di Boyolali mempunyai tugas cukup berat, karena mereka wajib membuntingi sebanyak 65.000 ekor sapi pada 2018.
"Kami sesuai dengan program UPSUS SIWAB di Boyolali ditargetkan tahun ini, membuntingi sebanyak 65.000 ekor sapi," kata Sugiyono.
Menurut Sugiyono Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali untuk menyuseskan hal tersebut telah memiliki 75 orang inseminartor. Mereka ditargetkan dapat melakukan inseminasi buatan (IB) sebanyak 9.000 kali per bulan.
"Jika target akseptor (IB) di Boyolali sebanyak 104.000 kali pada 2018 ini," katanya.
"Dengan upaya khusus ini, sapi/kerbau betina produktif milik peternak saatnya kawin harus dikawinkan, utamanya melalui sistem perkawinan Inseminasi Buatan (IB), kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita disela kunjungan kerja ke Kelompok Tani Ternak (KTT) Subur, di Desa Kedungdowo, Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Selasa.
Menurut dia kegiatan IB merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang menjadi pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi.
Kegiatan ini, tambahnya, berupa penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak.
Dia mengatakan pada 2017 capaian kinerja UPSUS SIWAB dinilai cukup berhasil. Untuk pelayanan IB dari Januari 2017 hingga Maret 2018 telah terealisasi sebanyak 4.905.881 ekor, sedangkan sapi dalam kondisi bunting sebanyak 2.186.892 ekor. Dan, kelahiran ternak hingga Maret 2018 ini, sebanyak 1.051.688 ekor.
Menurut dia, untuk capaian kinerja UPSUS SIWAB pada Januari hingga Maret 2018, yakni sebanyak 929.411 ekor atau 123,92 persen dari target IB 750.000 ekor.
Raihan untuk kebuntingan sebanyak 294.774 ekor atau 65,7 persen dari target 448.689 ekor, sedangkan pedet yang lahir sebanyak 140.553 ekor atau 31,87 persen dari target 440.997 ekor.
"Semua kegiatan UPSUS SIWAB dilakukan oleh petugas di lapangan langsung dilaporkan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terintegrasi (ISIKHNAS). Semua data hasil pelayanan petugas di lapangan dapat langsung dipantau oleh semua pemangku kepentingan," katanya.
Pihaknya sangat mengapresiasi usaha-usaha yang telah dilakukan oleh KTT Subur di Boyolali untuk mensejahterakan anggotanya. Pihaknya berharap ke depannya kelompok peternak itu, tidak hanya bergerak pada pengembangan peternakan sapi, tetapi bisa berkembang dengan memanfaatkan limbah peternakan.
Menurut Kepala Seksi Pembibitan, Bidang Produksi, Disnakkan Boyolali, Sugiyono, petugas inseminator di Boyolali mempunyai tugas cukup berat, karena mereka wajib membuntingi sebanyak 65.000 ekor sapi pada 2018.
"Kami sesuai dengan program UPSUS SIWAB di Boyolali ditargetkan tahun ini, membuntingi sebanyak 65.000 ekor sapi," kata Sugiyono.
Menurut Sugiyono Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali untuk menyuseskan hal tersebut telah memiliki 75 orang inseminartor. Mereka ditargetkan dapat melakukan inseminasi buatan (IB) sebanyak 9.000 kali per bulan.
"Jika target akseptor (IB) di Boyolali sebanyak 104.000 kali pada 2018 ini," katanya.