"Berapa modal yang sudah Anda keluarkan selama ini? Apakah bisa balik modal?," tanya Abdurrahman, mahasiswa Fakultas Hukum Undip Semarang kepada dua caleg yang tampil dalam diskusi itu, di Semarang, Kamis.
Diskusi bertajuk "Uji Kelayakan Publik Calon Legislatif 2014 (Ungkap Caleg): Sisi Lain Calon Legislatif yang Tersembunyi di Balik Kampanye" itu diprakarsai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM Undip Semarang.
Dua caleg tersebut, yakni Khafid Sirotudin, caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Handoyo Prihatanto dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keduanya sama-sama dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah I.
Khafid yang mendapat kesempatan pertama menjawab sampai saat ini setidaknya sudah mengeluarkan sekitar Rp381 juta untuk keperluan maju sebagai caleg pada Pemilu 2014, di antaranya untuk sosialisasi dan kampanye.
"Saya tanya akuntan saya. Kebetulan, akuntannya istri saya sendiri yang juga alumni Jurusan Akuntansi Undip. Sampai sekarang, sudah sekitar Rp381 juta sekian saya habisnya (untuk maju sebagai caleg)," katanya.
Caleg DPR RI dari PAN bernomor urut 8 yang juga alumni Fakultas Ekonomi Undip itu menilai dana yang sudah dikeluarkannya masih dalam angka yang rasional karena nantinya tidak akan lebih dari Rp500 juta.
"Saya prediksi tidak akan lebih dari Rp500 juta. Menurut saya, ini (Rp381 juta) angka rasional. Kalau ada caleg DPR RI yang sampai habis miliaran rupiah, itu sudah tidak rasional," katanya.
Karena modal yang dikeluarkannya masih pada angka rasional, Khafid mengaku tidak mempersoalkan balik modal atau jika tidak terpilih karena yang terpenting adalah menjaga amanah dari rakyat yang memilihnya.
Senada dengan itu, Handoyo mengakui modal pribadi yang sudah dikeluarkan untuk keperluan maju sebagai caleg DPR RI pada Pemilu 2014 sampai sekarang berada di kisaran angka Rp150 juta-Rp200 juta.
"Ya, saya memang tidak memiliki modal besar. Kira-kira uang yang habis (untuk keperluan maju sebagai caleg) ya di kisaran angka Rp150 juta-200 juta," kata caleg DPR RI dari PKS dengan nomor urut 2 itu.
Disinggung soal balik modal atau jika tidak lolos, alumni Fakultas Hukum Undip itu mengaku persoalannya bukan tentang taruhan karena jadi atau tidak sebagai legislator bukan persoalan yang mendasar.
"Kalau memang tidak terpilih ya sebuah konsekuensi dalam demokrasi. Yang memilih kan masyarakat, mau dibilang apa? Berarti masyarakat menganggap gagasan kami tidak laku, tidak menarik," kata Handoyo.
Uji kelayakan caleg itu menghadirkan tiga panelis, yakni Prof Eko Budiharjo (budayawan dan mantan Rektor Undip), Susilo Utomo (pengajar FISIP Undip), dan Presiden BEM KM Undip, Taufik Aulia Rahmat.

