Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, melibatkan tokoh lintas agama untuk menekan kasus stunting di daerah ini yang kini masih sebesar 19,8 persen.
Wakil Wali Kota Pekalongan Balgis Diab, di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa keterlibatan tokoh agama lintas keyakinan ini akan menjadi lokomotif Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di daerah.
"Peran tokoh agama sangat strategis. Dengan pengaruh besar yang dimiliki di tengah jamaah dan pengikutnya, tokoh agama dinilai dapat mempercepat penyebarluasan pesan pencegahan stunting," katanya.
Menurut dia, stunting adalah masalah gotong royong, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata.
"Basis utamanya adalah kolaborasi. Oleh karena itu, kami melibatkan seluruh stakeholder khususnya tokoh lintas agama agar gerakan penuntasan kasus stunting ini benar-benar bisa menyentuh masyarakat luas," katanya.
Ia mengatakan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting tidak hanya sekadar program bantuan makanan bergizi dan suplemen tetapi juga harus diiringi edukasi pola asuh, penguatan perilaku hidup bersih dan sehat, serta perbaikan sanitasi keluarga yang rawan stunting.
Ia menilai idealnya program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting tersebut berjalan minimal enam bulan agar hasilnya dapat signifikan.
"Kami berharap partisipasi tokoh lintas agama mampu menginspirasi masyarakat luas untuk ikut serta dalam gerakan pencegahan stunting. Inisiatif ini juga merupakan langkah pertama di daerah yang kini mendapatkan respons positif," katanya.
Kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekalongan Yos Rosyidi mengatakan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting merupakan bagian dari penguatan peran masyarakat dalam mempercepat penurunan angka stunting.
"Kami menilai peran tokoh agama maupun tokoh masyarakat cukup efektif dalam menyuarakan pesan perubahan karena memiliki basis massa yang loyal," katanya.
Baca juga: Dinas Kehutanan Wilayah IV Pekalongan-PLTU giatkan tanam mangrove

