Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, membuka ruang dialog kajian secara menyeluruh terkait lima hari sekolah sebelum menetapkan keputusan program tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekalongan Mahbruri di Pekalongan, Rabu, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima adanya pengajuan resmi dari masyarakat atau lembaga pendidikan mengenai usulan lima hari sekolah.
"Akan tetapi kami tetap terbuka dan akan menyiapkan langkah antisipasi melalui kajian internal yang berbasis data dan kebutuhan riil di lapangan. Secara formal, belum ada satu pun permohonan atau usulan terkait lima hari sekolah," katanya.
Ia yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Guru Indonesia (PGRI) Kota Pekalongan mengaku sudah menerima aspirasi dari anggotanya.
"Aspirasi itu kami tampung dan dicatat, meski PGRI sendiri belum melakukan kajian mendalam. Akan tetapi kami akan menyambut aspirasi dari masyarakat sebagai masukan untuk perbaikan sistem," katanya.
Menurut dia, aspirasi ini menandakan kepedulian dan keterlibatan para guru dalam membangun sistem pendidikan yang adaptif sehingga hal ini menjadi ruang kajian bersama.
Dinas Pendidikan, kata dia, berencana melakukan koordinasi lintas bidang dalam waktu dekat termasuk dengan para pengawas sekolah dan kepala satuan pendidikan.
Ia mengatakan kajian ini akan difokuskan pada empat aspek utama, seperti ketahanan anak didik terutama siswa sekolah dasar dalam mengikuti pembelajaran lebih panjang, kesiapan sekolah termasuk fasilitas makan siang, ruang ibadah, dan kenyamanan siswa.
Kemudian kondisi sosial dan budaya masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kegiatan madrasah diniyah, tempat pendidikan Al Quran, yang lazim diikuti para siswa pada sore hari.
"Kami tidak bisa mengambil keputusan hanya berdasarkan tren atau asumsi. Harus ada data, indikator, dan perspektif yang komprehensif, adil bagi semua pihak siswa, guru, sekolah, serta masyarakat," katanya.
Pihaknya segera melakukan konsultasi dengan pimpinan daerah guna mendapatkan arahan strategis dan memastikan setiap langkah yang diambil sejalan dengan visi pembangunan pendidikan di daerah.
"Tujuannya bukan sekadar mengubah jadwal, namun menciptakan sistem pendidikan yang lebih efisien, ramah anak, dan selaras dengan kebutuhan masyarakat. Jika nanti lima hari sekolah dianggap tepat dan siap diterapkan, maka tentu kami ingin semua pihak merasa dilibatkan dan siap menjalankannya bersama," katanya.
Baca juga: Bupati Temanggung belum sepakat sekolah lima hari

