Semarang (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengimbau kaum muda untuk lebih peduli terhadap penyakit tidak menular yang berisiko terhadap kematian.
"Saat ini penyakit tidak menular juga sudah menyerang para kaum remaja," kata Sarif di Semarang, Selasa.
Ia mencontohkan sejumlah penyakit tidak menular yang berisiko mengakibatkan kematian, seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, hingga gagal ginjal.
Melihat berbagai kondisi tersebut, ia meminta pemerintah daerah untuk ikut turun tangan dalam berupaya menekan penyakit tidak menular tersebut.
Ia menyebut berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi kasus hipertensi pada usia rentang 18 hingga 24 tahun dengan pengukuran tensimeter mencapai 10,7 persen.
"Sementara pada kelompok usia 25 hingga 34 tahun relatif lebih tinggi, mencapai 17,4 persen," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Di Jawa Tengah, lanjut dia, Dinas Kesehatan mencatat Data Dinas Kesehatan temuan penyakit tidak menular tertinggi yakni hipertensi yang mencapai 5,6 juta kasus.
Sementara hingga triwulan I 2025 tercatat susah ditemukan 1,1 juta kasus hipertensi di Jawa Tengah.
Ia menyebut temuan penderita penyakit tidak menular di Jawa Tengah tercatat cukup tinggi dari tahun ke tahun.

Ia mendorong peran pemerintah untuk mengajak masyarakat agar terus menjaga kesehatan melalui kualitas hidup yang lebih baik.
Masa remaja, menurut dia, merupakan masa yang sangat penting dalam siklus perkembangan seseorang yang rawan terkena penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
"Bisa diakibatkan oleh pola hidup yang tidak sehat, kurang konsumsi buah dan sayur, minuman bersoda, hingga kurang aktivitas fisik. Oleh karena itu remaja juga perlu mendapatkan edukasi terkait deteksi dini resiko penyakit tidak menular," katanya.