Semarang (ANTARA) - Universitas Negeri Semarang (Unnes) mendapat penghargaan sebagai peringkat kelima Javametric 2025 atas komitmennya melestarikan kebudayaan Jawa.
Rektor Unnes Prof S. Martono, di Semarang, Kamis, menyampaikan rasa bangganya atas capaian tersebut yang menjadi bukti nyata komitmen Unnes sebagai kampus konservasi.
Dalam pemeringkatan Javametric yang dilakukan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Unnes tampil sebagai perguruan tinggi yang dianggap paling konsisten melestarikan budaya Jawa, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Penghargaan Javametric 2025 telah diterima oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes Prof Tommi Yuniawan.
"Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa komitmen Unnes sebagai kampus konservasi mendapat pengakuan. Budaya Jawa tidak hanya dipelihara sebagai warisan, tetapi di Unnes juga hidupkan dalam kehidupan kampus," katanya.
Program pemeringkatan yang diselenggarakan dua tahun sekali sejak 2021 telah mengidentifikasi 164 institusi dari lima benua yang aktif mengembangkan budaya Jawa, termasuk perguruan tinggi, kelompok seni, dan lembaga kebudayaan.
Sebagai perguruan tinggi, Unnes dinilai memiliki peran penting dalam pelestarian dan promosi budaya Jawa melalui berbagai program dan kegiatan yang dilakukannya.
Ia mencontohkan konsistensi Unnes dalam menyelenggarakan Forum Selasa Legen yang dilakukan untuk mengkaji dan mempromosikan budaya Jawa melalui kegiatan diskusi.
Unnes juga menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menyelenggarakan Sinden Idol hingga putaran ke-5 untuk menumbuhkan minat generasi muda menjadi sinden.
Saat ini, Unnes memiliki Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa dan Sastra Jawa yang aktif mengkaji dan mempromosikan budaya Jawa.
Kurikulum di dua prodi tersebut memuat berbagai materi yang berorientasi pada pengkajian dan pelestarian budaya Jawa, seperti bahasa Jawa, tradisi Jawa, dan kearifan lokal Jawa.
UNS Javametrik dilakukan melalui tiga tahapan seleksi. Pertama, pengumpulan data awal dari berbagai publikasi terbuka yang melibatkan 164 institusi. Kedua, penambahan data mandiri dari 50 institusi (25 dalam negeri dan 25 luar negeri).
Ketiga, verifikasi data dan dokumen untuk menilai keabsahan aktivitas dan kontribusi institusi terhadap budaya Jawa.
Baca juga: UIN Walisongo terima 53 CPNS Formasi 2024