Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti bersama jajaran pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) bersilaturahmi kepada para wali kota terdahulu mengawali hari pertama kerja usai liburan Lebaran 2025.
Tradisi tahunan tersebut setelah terlebih dahulu mengikuti apel pagi dan halalbihalal bersama jajaran Pemerintah Kota Semarang di halaman Balai Kota Semarang, serta halalbihalal dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa.
Dalam rangkaian silaturahmi tersebut, Agustina menyambangi sejumlah tokoh yang pernah memimpin Kota Semarang, di antaranya Hendrar Prihadi, Soemarmo Hadi Saputro, dan Sukawi Sutarip.
Selain itu, rombongan juga berziarah ke makam almarhum Sutrisno Suharto, mantan Wali Kota Semarang.
Tak hanya itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu juga menyempatkan bertemu mantan Gubernur Jateng Ali Mufidz dan bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al-Itqon Pedurungan untuk bertemu K.H. Ubaidillah Shodaqoh atau Gus Ubed.
Silaturahmi kepada pendahulu itu, kata dia, untuk mengucapkan terima kasih kepada pendahulu, sekaligus berjanji untuk meneruskan pembangunan yang baik.
"Untuk membangun kembali supaya lebih tinggi fondasi yang pernah diletakkan oleh pemimpin terdahulu sehingga apa pun yang dibangun dan dilakukan dipastikan tidak ada yang sia-sia," kata Agustina.
Wali Kota juga berharap teladan dari pemimpin terdahulu dapat terus menginspirasi semua pihak, termasuk aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat, agar senantiasa mengembangkan dan merawat hasil-hasil pembangunan yang sudah ada.
"Semoga ini bisa jadi semangat bersama. Kami lanjutkan perjuangan mereka dalam fungsinya masing-masing," kata Wali Kota.
Dalam silaturahmi tersebut, sejumlah isu strategis turut dibahas, salah satunya rencana pengembangan kawasan Simpang Lima Semarang.
Saat bertemu Hendrar Prihadi, Agustina mendapat wejangan tentang pentingnya menjadikan Simpang Lima sebagai pusat perhatian pembangunan.
Menurut mantan wali kota yang akrab disapa Hendi, saat ini merupakan momentum emas, mengingat kontrak pengelolaan Plaza Simpang Lima telah berakhir.
Hendi mengatakan bahwa Simpang Lima bukan lagi sekadar kawasan strategis, melainkan sudah menjadi berlian Kota Semarang.
"Momentum ini harus dimanfaatkan agar kawasan tersebut bisa menjadi ikon baru yang merepresentasikan kemajuan kota," katanya.
Baca juga: Polisi penembak mati siswa di Semarang mulai diadili