Usai penghapusan aset, Pasar Babe Kudus segera dibangun dengan anggaran Rp1,5 miliar
Kudus (ANTARA) - Pasar Barang Bekas (Babe) di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus yang terbakar pada bulan Juni lalu belum dapat dibangun kembali karena masih menunggu penghapusan aset bangunan. Untuk itu, melalui Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Kudus, Pemkab Kudus akan segera menghapuskan aset bangunan Pasar Babe agar bisa kembali dibangun. Hal itu diungkapkan Kepala Subbidang Penatausahaan Aset Daerah pada Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Kudus, Marinda Agustina di Kudus, Kamis.
"Bangunan pasar yang terbakar harus dihapuskan dari catatan sebagai aset pemkab dahulu, hal itu sebagai syarat untuk bisa membangun kembali," katanya.
Untuk bisa menghapuskannya, lanjutnya, pihaknya masih harus menunggu hasil dari laboratorium forensik (Labfor) pihak Kepolisian terkait faktor penyebab kebakaran Pasar Babe tersebut untuk dijadikan analisa.
"Kita juga masih menunggu hasil uji labfor dari pihak Kepolisian untuk mengetahui penyebabnya," lanjutnya.
Setelah mendapatkan hasil Labfor dari pihak Kepolisian, pihaknya menyebut baru bisa menghapuskan aset bangunan serta melaksanakan pembangunan kembali Pasar Babe dengan mekanisme pengajuan lelang melalui Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kabupaten Kudus.
"Jika hasil labfornya keluar, penghapusan aset akan kita lakukan dan akan kita ajukan pembangunan kembali melalui mekanisme lelang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar pada Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Albertus Harys Yunanto mengaku sudah beberapa kali menanyakan hasil Labfor tersebut kepada pihak terkait, namun untuk sementara belum keluar hasilnya. Pihaknya pun berharap dalam waktu dekat sudah ada kepastian, sehingga pembangunan Pasar Babe dengan anggaran 1,5 miliar rupiah yang berasal dari dana tidak terduga bisa segera dimulai.
"Semoga dalam waktu dekat hasil labfornya keluar, sehingga pembangunan kembali Pasar Babe bisa segera terlaksana, tentu dengan diawali penghapusan aset terlebih dahulu," harapnya.
Pihaknya mengungkapkan, berdasarkan perencanaan awal pembangunan Pasar Babe membutuhkan waktu sekitar 75 hari. Sedangkan untuk pembongkaran bangunan yang terbakar dimungkinkan sekitar satu bulanan.
"Jika mekanisme bisa berjalan lancar, pengerjaan akan segera dimulai dengan tempo waktu yang telah direncanakan," ungkapnya.
Disebutkannya, akibat peristiwa kebakaran Pasar Babe pada 5 Juli 2024 lalu, menimbulkan dampak ekonomi secara langsung pada para pedagang karena musibah tersebut. Dari jumlah data yang dihimpun, terdapat sebanyak 276 los yang dimiliki 200 an pedagang hangus dilalap si jago merah. Sedangkan potensi kerugian akibat kebakaran Pasar Barang Bekas itu mencapai 2 miliar rupiah.
"Meski begitu, pedagang tetap menjajakan dagangannya dengan membangun kios sementara, namun ada juga Beberapa pedagang yang harus menunggu modalnya terkumpul untuk bisa membangun kios dan belanja modal karena mayoritas barang dagangan hangus terbakar," tukasnya. (*)
"Bangunan pasar yang terbakar harus dihapuskan dari catatan sebagai aset pemkab dahulu, hal itu sebagai syarat untuk bisa membangun kembali," katanya.
Untuk bisa menghapuskannya, lanjutnya, pihaknya masih harus menunggu hasil dari laboratorium forensik (Labfor) pihak Kepolisian terkait faktor penyebab kebakaran Pasar Babe tersebut untuk dijadikan analisa.
"Kita juga masih menunggu hasil uji labfor dari pihak Kepolisian untuk mengetahui penyebabnya," lanjutnya.
Setelah mendapatkan hasil Labfor dari pihak Kepolisian, pihaknya menyebut baru bisa menghapuskan aset bangunan serta melaksanakan pembangunan kembali Pasar Babe dengan mekanisme pengajuan lelang melalui Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kabupaten Kudus.
"Jika hasil labfornya keluar, penghapusan aset akan kita lakukan dan akan kita ajukan pembangunan kembali melalui mekanisme lelang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar pada Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Albertus Harys Yunanto mengaku sudah beberapa kali menanyakan hasil Labfor tersebut kepada pihak terkait, namun untuk sementara belum keluar hasilnya. Pihaknya pun berharap dalam waktu dekat sudah ada kepastian, sehingga pembangunan Pasar Babe dengan anggaran 1,5 miliar rupiah yang berasal dari dana tidak terduga bisa segera dimulai.
"Semoga dalam waktu dekat hasil labfornya keluar, sehingga pembangunan kembali Pasar Babe bisa segera terlaksana, tentu dengan diawali penghapusan aset terlebih dahulu," harapnya.
Pihaknya mengungkapkan, berdasarkan perencanaan awal pembangunan Pasar Babe membutuhkan waktu sekitar 75 hari. Sedangkan untuk pembongkaran bangunan yang terbakar dimungkinkan sekitar satu bulanan.
"Jika mekanisme bisa berjalan lancar, pengerjaan akan segera dimulai dengan tempo waktu yang telah direncanakan," ungkapnya.
Disebutkannya, akibat peristiwa kebakaran Pasar Babe pada 5 Juli 2024 lalu, menimbulkan dampak ekonomi secara langsung pada para pedagang karena musibah tersebut. Dari jumlah data yang dihimpun, terdapat sebanyak 276 los yang dimiliki 200 an pedagang hangus dilalap si jago merah. Sedangkan potensi kerugian akibat kebakaran Pasar Barang Bekas itu mencapai 2 miliar rupiah.
"Meski begitu, pedagang tetap menjajakan dagangannya dengan membangun kios sementara, namun ada juga Beberapa pedagang yang harus menunggu modalnya terkumpul untuk bisa membangun kios dan belanja modal karena mayoritas barang dagangan hangus terbakar," tukasnya. (*)