Solo (ANTARA) - Ketersediaan obat antibiotik di RSUD Dr Moewardi Surakarta, Jawa Tengah dalam kondisi aman di tengah isu kelangkaan yang terjadi di sejumlah negara.
"Di RSUD Moewardi nggak ada masalah, lancar saja. Sejauh ini lho ya yang saya tangkap," kata Direktur RSUD Dr Moewardi Cahyono Hadi di Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan obat antibiotik yang digunakan oleh rumah sakit rujukan tersebut didatangkan dari dalam negeri menyusul banyaknya perusahaan lokal yang memproduksi obat tersebut.
"Produksi dalam negeri kan banyak pabrik-pabrik itu, pabrik antibiotik. Ya mungkin ada yang impor, tapi saya lihat sudah banyak yang produksi di dalam negeri," katanya.
Meski demikian, ia tidak dapat memastikan berapa besar kebutuhan antibiotik di rumah sakit tersebut. "Yang pasti tidak kritis banget. Kan tidak setiap pasien dikasih obat antibiotik," katanya.
Ia mengatakan antibiotik hanya diberikan kepada pasien yang sudah terbukti mengalami infeksi.
"Jadi, betul-betul terinfeksi oleh bakteri. Kalau tidak kena virus untuk apa dikasih antibiotik. Kebutuhan antibiotik kami selektif banget pengobatannya, bisa menimbulkan resistensi kalau boros antibiotik," katanya.
Sebelumnya, disebutkan sejumlah perusahaan farmasi menunda pengembangan antibiotik baru, karena tingginya biaya riset dan pemasaran dianggap tidak setara dengan keuntungan.
Berita Terkait
Akademisi Unsoed : Dokter perlu bijak gunakan antibiotik
Minggu, 19 November 2023 16:53 Wib
Jateng giatkan sosialisasi antibiotik cegah resistensi antimikroba
Selasa, 10 Oktober 2023 16:30 Wib
Pemkab Sragen beri antibiotik cegah kematian ternak akibat BEF
Rabu, 13 September 2023 14:53 Wib
Dokter bakal diawasi cegah kekeliruan pemberian antibiotik
Kamis, 19 Desember 2019 19:17 Wib
Pemakaian antibiotik tak terkendali, bakteri kian resisten
Kamis, 19 Desember 2019 16:36 Wib
Mahasiswa Undip temukan sabut kelapa mengandung antibiotik alternatif
Minggu, 21 Juli 2019 16:36 Wib
Ahli: Virus tidak bisa diatasi dengan antibiotik
Selasa, 27 Februari 2018 14:41 Wib
Awas, Residu Antibiotik pada Unggas Bisa Berbahaya
Kamis, 13 Oktober 2016 8:28 Wib